“Ah, seandainya aku tahu dimana mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam.” (Ayub 23:3). Ungkapan ini menggema dari kedalaman jiwa yang merindu, dari hati yang remuk, tapi tetap percaya bahwa Allah bisa dan mau mendengar. Ayub menggugat bukan karena kesombongan, tetapi karena luka yang belum juga disembuhkan. Ia merindukan pengadilan ilahi, bukan untuk menuntut, melainkan upaya memahami dan mencari suara Allah di balik badai deritanya. Ia mencari Allah ke segala penjuru, tetapi tidak menemukan-Nya. Namun Ayub tidak menyerah. Justru dalam keheningan itulah, ia menyatakan keyakinannya yang paling kuat, bahwa Tuhan mengetahui jalan hidupnya dan seandainya Ia menguji, maka Ayub akan keluar seperti emas. Ayub percaya bahwa meski ia tidak dapat melihat Allah, Allah tetap melihat dan mengenalnya.
Di sinilah kita belajar bahwa iman sejati bukanlah iman yang hanya bersinar di bawah terang penghiburan, tetapi iman yang tetap teguh meskipun dalam gelapnya ketidaktahuan dan keheningan. Ayub tidak memungkiri rasa frustrasi dan kekecewaannya. Ia bertanya sekaligus menggenggam keyakinan bahwa Allah tetap tahu, tetap adil, dan pada waktunya akan menyatakan kebenaran.
Sahabat Alkitab, ketersembunyian Allah bukanlah tanda ketiadaan-Nya. Ketika doa seolah tak bersambut dan langit terasa tertutup, bisa jadi itulah momen ketika Tuhan sedang bekerja—dalam keheningan dan kedalaman misteri-Nya. Seperti emas yang dimurnikan dalam nyala api, demikian pula iman kita diuji dan disucikan dalam ketidakpastian. Ayub tidak menemukan Tuhan di mana pun ia mencarinya, tapi ia tetap yakin, “Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan keluar seperti emas” (ayat 10). Maka pertanyaannya bagi kita ialah, Maukah kita tetap percaya kepada Tuhan, tetap berharap, dan terus mencari-Nya bahkan ketika hidup terasa gelap dan masa depan tampak tak menentu? Kiranya kita terus berjalan dalam iman, yakin bahwa tangan-Nya menuntun, sekalipun mata tak melihat. Sebab Tuhan tak pernah jauh, Ia hanya sedang membentuk kita menjadi lebih murni, lebih kuat, dan lebih setia.