Sekali lagi penulis Ibrani mengingatkan pembacanya agar berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menerima istirahat yang telah dijanjikan oleh Allah. Berusaha sungguh-sungguh maksudnya adalah percaya dengan lebih sungguh lagi, lebih serius lagi, di mana kepercayaan itu tidak hanya keluar dari mulut berupa perkataan yang kosong atau pengakuan percaya yang palsu, namun sebuah pengakuan yang sumbernya dari hati. Kenapa? Karena perkataan Allah (firman Allah) itu hidup dan kuat serta lebih tajam dari pedang bermata dua. Firman itu tahu membedakan mana pengakuan percaya yang jujur, tulus, dan sungguh-sungguh, serta mana pengakuan yang hanya berupa "lips service" saja, pengakuan yang keluar tanpa ada pertimbangan hati dan pikiran, atau kata sederhananya adalah asal bunyi. Jika kepercayaan pembaca surat Ibrani ini hanya demikian, maka mereka pun akan terhitung sebagai orang-orang yang gagal sama seperti generasi padang gurun itu.
Sahabat Alkitab, Alkitab secara berulang kali menekankan akan pentingnya pengakuan percaya kita kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Allah yang dirumuskan kembali dalam Pengakuan Iman Rasuli menunjukkan betapa pentingnya pengakuan percaya itu. Pengakuan itu adalah bentuk proklamasi iman kita kepada Yesus Kristus. Namun, pengakuan yang keluar dari mulut itu haruslah merupakan pancaran dari dalam hati kita. Kita harus bersungguh-sungguh untuk menjadi percaya dan beriman kepada Yesus agar kita mendapatkan tempat peristirahatan yang telah Allah janjikan. Tempat itu adalah tempat yang penuh ketenangan, kedamaian, dan kenyamanan, yang menjadi tujuan dari semua manusia. Kita hanya dapat sungguh-sungguh percaya jika Allah mengaruniakan iman itu dalam diri kita, karena itu bersungguh-sungguhlah untuk memintanya dari Allah.
Selamat Beribadah. Allah tidak dapat didustai oleh pengakuan percaya yang palsu, begitu pun dengan nyanyian pujian yang palsu. Biarkan Allah menyelidiki hati kita dan meneguhkan iman kita kepada-Nya
Salam Alkitab Untuk Semua