Bagi sebagian besar manusia jalan kehidupan itu bagaikan jalinan antara kepastian dan kebetulan, keberuntungan dan permasalahan, bahagia dan derita. Tapi bagi Tuhan, sesungguhnya tidak ada suatu peristiwa yang terjadi kebetulan. Setiap peristiwa baik besar ataupun kecil, sederhana ataupun luar biasa tidak pernah lepas dari kehendak dan rencana-Nya. Bagi orang yang dirundung kemalangan, penderitaan, sakit berkepanjangan yang paling diharapkan adalah kesembuhan dan pemulihan dari segala permasalahan. Doanya pasti Tuhan segera memberikan jalan terang.
Ketika harapan dan doa terus dinaikkan dan kita tidak kunjung mendapatkan jawaban maka pelan tapi pasti keyakinan menurun. Semakin panjang waktu penantian, hati pun akan bertanya: masihkah ada harapan? Masih adakah kemungkinan? Ataukah pasrah dan menyerah sampai di sini?
Tak jarang, jawaban yang diberikan Tuhan datang seperti kebetulan, pada waktu yang tidak disangka-sangka. Bentuk jawaban yang diberikan juga tidak pernah kita duga.
Kisah Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang dirasuki setan dalam Lukas 8:26-33 ini juga menjadi bukti bahwa pertolongan Tuhan tak jarang datang seperti kebetulan. Setelah perahu yang membawa Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya diguncang dan diombang-ambingkan angin ribut, perahu tersebut mendarat di daerah Gerasa, di seberang Galilea. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah orang yang kerasukan roh jahat. Tidak tanggung-tanggung, ia bukan hanya dirasuki satu melainkan banyak roh jahat.
Orang tersebut pastilah sangat menderita. Setiap manusia diciptakan dengan pikiran dan hati yang memungkinkan dirinya untuk mengendalikan tubuhnya sendiri. Pikiran dan hati memampukan manusia bertindak dan bergerak sesuai kehendak bebasnya, sesuai dengan keinginannya. Demikianlah manusia menjadi insan yang merdeka. Namun, orang yang dirasuki Legion tersebut kehilangan kehendak bebas dan kemerdekaannya. Pikiran, hati dan kehendaknya dikuasai oleh roh jahat.
Ia ingin tinggal di rumah tapi roh jahat itu menyeretnya tinggal di pekuburan. Ia ingin berpakaian, roh jahat membuatnya telanjang tanpa rasa malu. Ia ingin berada di tengah sesamanya manusia, namun roh jahat itu membawanya ke tempat-tempat yang sunyi dan sepi. Berkali-kali ia dirantai dan dibelenggu agar tidak kabur, namun kekuatan roh tersebut mampu memutus belenggu. Bahkan disebut dalam Injil Markus, orang tersebut suka berteriak-teriak dan memukuli tubuhnya sendiri dengan batu.
Entah sudah berapa lama ia mengalami keadaan tersebut. Yang pasti ia sangat menderita. Keluarganya pun mungkin sedih, malu, dan tertekan. Bisa jadi keluarganya sudah berusaha merawat dan membawa ke tabib namun tidak ada kesembuhan. Mungkin teman-teman dan tetangganya juga sudah tidak peduli. Satu-satunya harapan adalah Tuhan menghadirkan pertolongan atau mujizat bagi si sakit. Tapi antara doa, harapan dan solusi kadang terbentang waktu yang tidak terbayangkan. Maka, ketika sakit tidak kunjung sembuh, ketika derita tidak kunjung berakhir, ketika pertologan tidak segera terlihat, banyak manusia pelan namun pasti kehilangan harapan. Putus asa.
Orang yang dirasuki roh jahat tersebut maupun keluarganya tidak pernah menyangka bahwa Yesus akan hadir di Gerasa dan bertemu mereka. Kejadiannya serba kebetulan dan seperti tanpa persiapan. Baru saja Tuhan Yesus dan rombongan turun dari perahu, orang yang kerasukan itu telah datang menghampiri Yesus. Bagaimana ceritanya orang yang tinggal di pekuburan berlari menuju pantai tidak diceritakan. Sekali lagi seperti kebetulan saja kisahnya. Justru roh jahat yang tinggal dalam diri orang tersebut yang sepertinya sudah tahu dan waspada dengan kedatangan Yesus di wilayah orang-orang kafir tersebut. Yesus belum mengatakan apapun, roh jahat sudah gemetar,” Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi?” Roh jahat tahu siapa Yesus, mereka merasa terganggu dan khawatir dengan kedatangan Yesus. Dengan kuasa-Nya Tuhan Yesus mengusir barisan roh jahat tersebut dari diri orang yang kerasukan. Dan mereka berpindah dari manusia ke dalam kawanan babi yang kemudian terjun ke danau.
Betapa besar rasa syukur dari orang yang kerasukan tersebut. Mungkin tidak pernah terbayangkan ia suatu ketika akan pulih. Keluarganya mungkin juga sudah tipis pengharapan bahwa si sakit akan sembuh kembali.
Melalui peristiwa ini ada beberapa hal yang bisa kita jadikan inspirasi bersama. Pertama, tidak pernah ada kejadian yang terjadi kebetulan di hadapan Tuhan. Waktu Tuhan selalu tepat. Saat keluarga si sakit sudah mulai menyerah dan membiarkan orang yang kerasukan tersebut tinggal di pekuburan, berteriak-teriak dan menyakiti diri, Tuhan hadir memberikan pemulihan. Saat harapan hampir pupus Tuhan memberikan kesembuhan dan kelegaan.
Kedua, Tuhan mengasihi setiap orang tanpa melihat latar belakang orang tersebut. Gerasa, tempat peristiwa yang baru saja terjadi menurut beberapa ahli adalah wilayah orang-orang asing, bangsa-bangsa yang disebut orang Yahudi kafir. Namun, Tuhan Yesus mau hadir, menyapa dan memberikan pemulihan di tempat ini. Hati Yesus senantiasa digerakkan oleh kepedulian dan belas kasihan terhadap penderitaan sesama manusia tanpa memandang latar belakang ras dan agamanya.
Ketiga, pertolongan Tuhan seringkali tidak sejalan rencana manusia. Namun tindakan Tuhan selalu yang terbaik. Tuhan mengusir Legion, barisan roh jahat dari manusia, kemudian memindahkannya kepada kawanan babi yang kemudian masuk ke dalam danau dan mati lemas. Bagi sebagian orang di Gerasa, tindakan Yesus yang menyembuhkan orang kerasukan mungkin dianggap merugikan. Investasi babi mereka habis lenyap dalam satu hari. Kalau boleh memilih, mereka pasti akan mengatakan: “sembuhkanlah orang tersebut tapi jangan matikan babi-babi kami.”
Beberapa penafsir menggambarkan bahwa bagi Yesus pemulihan dan keselamatan jiwa manusia lebih berharga dari segala harta di dunia. Bahkan ribuan babi yang harganya pasti sangat mahal, tidak sebanding dengan jiwa dan nyawa satu manusia. Seperti pernah Tuhan Yesus sendiri nyatakan dalam Matius 16:26, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
Tuhan menganggap kita lebih berharga daripada segala harta dunia. Betapa berharganya hidup kita sehingga Tuhan bahkan rela mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan kita. Karena itu, jangan pernah sia-siakan hidup Anda. Tetaplah teguh dalam iman dan pengharapan. Jangan pernah menyerah. Pertolongan Tuhan pasti tiba tepat pada waktunya.