Kebahagiaan Memiliki Alkitab
Grace Nyirenda adalah seorang janda yang berusia 64 tahun dari jantung Songowela di distrik Nkhata-bay, bagian utara Malawi. Ia wanita luar biasa yang memiliki ketahanan dan keyakinan tak tergoyahkan. Ia menjadi tiang utama bagi keluarganya, tidak hanya mengasuh kedua putri tercintanya, namun juga memelihara keempat cucunya. Hidup Grace adalah bukti kekuatan jiwa manusia.
Grace Nyirenda adalah teladan wanita yang dapat menggoncangkan iman Anda. Ia telah lama mengikut Kristus dan setia beribadah di Gereja Kerasulan Baru. Sudah 40 tahun ia lahir baru dan bergabung dengan gerejanya. Selama itu pula Nyirenda belum pernah memiliki Alkitab sendiri. Selama ini ia mengandalkan ingatannya yang tajam pada ayat-ayat Kitab Suci yang dibacakan para pengkhotbah dalam ibadah di gereja atau lewat program radio atau di tempat lain, di mana Firman Tuhan disampaikan. Firman Tuhan yang ia terima, ia renungkan dan kemudian ia bagikan kembali kepada orang-orang di sekitarnya. Bagi Nyirenda dan sebagian orang di kampungnya, biaya untuk membeli sebuah Alkitab masih terlalu mahal karena penghasilan rata-rata masyarakat yang terbatas.
Untungnya, takdir memberikan kejutan indah bagi Nyirenda. Suatu hari yang diberkati, Timothy, Promotor Program Kitab Suci untuk Keluarga dari Lembaga Alkitab Malawi mengunjungi kampung Nyirenda dan berjumpa dengan komunitas Kristen di sana. Mendengar kerinduan Nyirenda untuk memiliki Alkitab, Timothy menghadiahinya sebuah Alkitab yang begitu berharga.
Nyirenda mengenang peristiwa itu sebagai peristiwa yang luar biasa baginya. Sukacitanya begitu besar hingga tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. “Saya selalu ingin memilikinya, selama lebih dari 40 tahun memimpikannya, namun tidak pernah berharap lebih dari itu,”ungkap Nyirenda. ”tetapi sekarang saya sudah memilikinya, Alkitab adalah panduan terbaik bagi kehidupan, tidak pernah ada kata terlambat untuk menerima Firman Tuhan,”lanjutnya. Salah satu favoritnya adalah membaca Kitab Mazmur, yang menjadi sumber semangat dan menguatkan imannya setiap hari.
Pengaruh firman Allah terhadap kehidupan Nyirenda demikian besar. Sebelum memiliki Alkitab sendiri, dia berjuang melawan rasa kedengkian dan iri hati. Namun, melalui ketekunan membaca dan merenungkan firman Allah, hidup Nyirenda berubah. Alkitab menolongnya untuk membedakan mana yang benar dan mana yang jahat, dan mengajarkan kepadanya bahwa kecemburuan dan iri hati adalah dosa dan Allah membencinya.
Nyirenda sekarang telah memiliki Alkitabnya sendiri. Di rumah ia dapat memeriksa kembali pengajaran atau khotbah yang sudah disampaikan oleh pendeta di gereja. Ketekunan Nyirenda mengingatkan kita kepada penduduk di Berea yang terdapat dalam Kisah Para Rasul di Perjanjian Baru. Orang-orang Berea adalah orang-orang yang rendah hati dan saleh. Mereka dengan tekun belajar dan menyelidiki isi Kitab Suci. Nyirenda pun demikian juga.
Kini hati Nyirenda dipenuhi dengan keinginan agar semua orang di sekitarnya menghargai Alkitab seperti dirinya. Mengikuti pengajaran yang diperolehnya dalam Program Kitab Suci untuk Keluarga, dia mengadakan Pelajaran Alkitab bagi para putri dan cucunya untuk memastikan bahwa mereka berinteraksi dengan firman Allah. Satu-satunya masalah yang dia alami saat membaca Alkitab maupun membaca buku panduan Program Kitab Suci untuk Keluarga adalah menurunnya penglihatan yng usia Nyirenda yang makin senja. Dia tidak lagi bisa berlama-lama membaca Alkitab, karena hal itu akan menjadikan matanya menjadi lelah dan sakit.