Semua orang tidak suka punya hutang, inginnya membeli dengan tunai. Namun pada kenyataannya hampir semua orang pernah berhutang. Hutang memang bisa menjadi solusi bagi persoalan keuangan. Kalau kita kekurangan dan memerlukan sesuatu dengan cepat, hutang menjadi solusinya. Tetapi hutang juga dapat menjadi masalah, khususnya bagi seseorang yang tidak dapat membayar dengan tepat waktu atau bahkan tidak bisa membayar sama sekali. Seseorang bisa stress karena ditagih, terlebih jika barang menjadi jaminan hutangnya terancam diambil alih.
Permasalahan hutang piutang ini bermula dari kondisi manusia yang memiliki beragam kebutuhan, dari yang primer sampai tersier.Pada masa lalu, setelah Adam dan Hawa terusir dari taman Eden, mereka harus ‘bekerja’ demi memenuhi kebutuhannya. Seiring berjalannya waktu manusia menemukan cara lain yang lebih efisien, yaitu dengan merebut milik orang lain atau berhutang. Tindakan merebut milik orang lain biasa kita jumpai dalam situasi perang. Pihak yang menang dalam perang, biasanya merampas wilayah sekaligus segala harta benda yang dimiliki oleh pihak yang kalah. Sedangkan cara berhutang, seolah menjadi persoalan abadi. Alkitab pun banyak memberikan catatan tentang persoalan hutang yang dialami oleh umat di masa lalu. Hutang telah menimbulkan dampak buruk dan berkepanjangan. Awalnya hutang dilakukan sebagai bentuk pertolongan bagi orang-orang yang membutuhkan (lihat Ulangan 15:7), tetapi ada pula oknum yang menggunakan hutang sebagai mekanisme produksi (2 Raja-Raja 4:1)
Bagaimana solusi yang ditawarkan Alkitab untuk membantu orang miskin yang terjebak hutang? Apakah ada hukum khusus di dalam Alkitab, yang membahas tentang masalah hutang?