Literasi Digital LAI, Pekan Alkitab Medan Hari ke-2

Sampai saat ini, LAI sedang berproses dalam menggalakkan Literasi Digital. Ini merupakan salah satu hal yang cukup penting mengingat bahwa bahwa era digital terus berkembang, dan diperlukan pemahaman yang baik untuk memproses dampak-dampak yang mungkin akan terjadi terkait maraknya penerimaan informasi di era ini.

Maka dari itu dalam setiap kesempatan LAI tidak menyia-nyiakan untuk terus melakukan proses pembelajaran ini. Dalam Pekan Alkitab Medan 2024, kegiatan Literasi Digital LAI juga turut dilaksanakan. Kali ini, berkolaborasi dengan salah satu kreator ternama, Soni Mongan atau yang akrab disapa Ammho. Bang Ammho sendiri adalah salah satu orang yang pernah berkutat dan berpengaruh di Siberkreasi yang terafiliasi langsung dengan Kemkominfo. Ia adalah salah satu dari beberapa kreator yang mendapat centang biru karena konten-kontennya yang berdampak di media sosial.

Kegiatan Seminar Literasi Digital yang bertema 'Berkreasi di Dunia Digital' ini cukup banyak mendapatkan antusiasme dari pengikut media sosial LAI. Kegiatan seminar tentang membuat konten digital ini juga mendapat sambutan hangat dari anak-anak generasi millennial dan generasi z di Medan dan sekitarnya. Terlihat sejak awal diumumkannya publikasi kegiatan ini melalui pelaksanaan kompetisi lomba, para peserta begitu bersemangat dan menunjukkan minatnya terhadap acara ini. Publikasi lomba diumumkan tanggal 1 Agustus dengan batas pengiriman karya tanggal 1 September. Para calon peserta diharapkan dapat membuat video pendek sepanjang 90 detik bertema 'Aku Cinta Alkitab'. Pengumuman lomba ini juga sekaligus menginformasikan kegiatan Literasi Digital ini.

Sejak satu jam sebelum acara dimulai, hampir sepertiga ruangan sudah terisi penuh oleh calon peserta seminar. Acara dilakukan di ruangan ibadah lantai 5 Gereja Methodist Indonesia (GMI) Gloria. 

Dimulai pukul 15.00, sekitar 300 orang memenuhi ruangan seminar. Acara berlangsung lancar. Gelak tawa serta ekspresi kagum sekaligus tawa dirlontar dari wajah-wajah peserta Seminar. Nampaknya Ammho cukup baik membawakan materi sehingga menimbulkan respons maupun diskusi yang beraneka ragam.

Dalam sesi penyampaian materinya, Ammho mengutarakan bahwa ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat karya konten di media sosial. Ada beberapa aspek penting, salah satunya adalah etika berkonten. "Jangan hanya viral! Kita juga harus memperhatikan pesan yang akan disampaikan melalui konten kita", Ammho menjelaskan. Ia juga mengatakan bahwa hoax adalah salah satu hal yang sangat krusial untuk diperhatikan.

Ammho menyatakan bahwa seharusnya dalam era digital ini anak-anak muda justru bisa lebih mudah menyampaikan nilai-nilai kekristenan yang didasari Firman Tuhan. "Media sosial kita jangan hanya kosong atau menampilkan gambar saja! Ayo buat video sederhana yang dapat menyampaikan Firman Tuhan!", kembali Ammho menegaskan prinsip ini, sembari ia mengajarkan banyak aspek teknik seperti penyusunan konsep, skrip, pengambilan gambar, kualitas suara, dan yang lainnya.

Pada kesempatan ini LAI juga mengajak peserta muda untuk mengisi survey tentang pentingnya membaca Alkitab. Survey ini akan menjadi landasan LAI membuat satu program digital baru yang akan memfasilitasi orang-orang muda untuk membaca dan mendalami Firman Tuhan.

Setelah sekitar 3 jam berlangsung, acara tiba di penghujung. LAI mengumumkan pemenang lomba video pendek. Terpilih lima anak muda bertalenta yang menjadi pemenang kompetisi video pendek yang telah dimulai sejak awal Agustus.

Akhirnya, acara selesai. Namun antusiasme untuk berkonten Firman Tuhan di media sosial tidak redup. Semangat berkarya mulai menyala walau masih dalam tahap belajar dan menerka.