Pastoral Dan Manajerial

Berita | 13 Januari 2019

Pastoral Dan Manajerial


Saya mulai terlibat dalam pelayanan Gereja sekitar tahun 1981, sesudah mengaku Sidhi di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Klaseman, Klaten - Jawa Tengah. Kala itu saya berusia 17 tahun dan kelas dua SMA. Jabatan yang saya emban adalah anggota seksi acara Natal Komisi Pemuda.

Seingat saya, tidak ada SK yang saya terima, tidak ada uraian jabatan tertulis yang disodorkan, tidak ada SOP yang rinci dan tertulis, bahkan target terukurpun tidak ada. Tetapi semua itu tidak menyurutkan saya untuk ikut melayani di Gereja. Yang saya lakukan adalah selalu datang rapat panitia, dan memberikan ide-ide demi suksesnya acara Natal Pemuda kala itu.

Sebagai “pendatang baru” dalam pelayanan, saya merasakan betapa baiknya senior-senior di Gereja membimbing saya, memberitahu saya, dan menuntun saya saat saya gagap dalam melakukan pekerjaan pelayanan di Gereja. Maklumlah saya belum paham apa itu manajemen, apa itu pastoral, apa itu strategi dan berbagai istilah lain di seputar pengelolaan pekerjaan dalam organisasi.

Belakangan setelah saya kuliah S1 di Yogyakarta (periode 1982-1989, tujuh tahun baru lulus karena terlalu aktif mengurus organisasi di luar urusan kuliah) saya didewasakan dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan mengelola organisasi secara efisien dan efektif. Aktivitas saya di lingkungan gereja semakin menjadi. Saya aktif menjadi pengurus Pemuda Gereja, Kelompok Pemahaman Alkitab, Persekutuan Mahasiswa Kristen, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Majalah Mahasiswa Kristen, dan Kelompok Diskusi Mahasiswa juga terlibat pelayanan di YMCA.

Saya sering berseloroh, kuliah itu bagi saya nomor 9. Nomor 1-7 mengurus organisasi, nomor 8 pacaran, dan barulah nomor 9 kuliah. Maka tidak heran kuliah S1 saya lulus dengan predikat nyaris-nyaris.

Setelah lulus kuliah S1 dan bekerja di lingkungan organisasi profesional, aktivitas pelayanan Gereja berlanjut baik sebagai Pengurus Komisi, Penatua sampai Pengurus Yayasan Gereja. Saya berkenalan dengan LAI di akhir tahun 1989, dimana saya menemani Alm. Bapak Soen Siregar yang saat itu menjadi anggota Komisi SDM dan Umum LAI membawakan satu sessi di forum Rapat Kerja LAI di Cisarua Bogor. Saya tidak pernah membayangkan pertemuan itu merupakan pertemuan yang terus berlanjut dan bahkan mengikat saya dengan LAI sampai saat ini.

Aktivitas di lingkungan Gereja dan lembaga-lembaga perpanjangan tangan Gereja dimana saya pernah aktif di dalamnya, dominan mengimplementasi prinsip-prinsip: toleransi, tenggang rasa, memaklumi, mendoakan dan aspek-aspek “pastoral” lain. Sedangkan implementasi prinsip-prinsip manajerialnya serasa masih kurang. Mayoritas pelayan-pelayan Gereja lebih suka bekerja dengan semangat “kekeluargaan”, saling mengerti, saling memahami, saling menopang (meski kadang ngedumel di belakang), ketimbang taat kepada uraian pekerjaan, SOP, Tata Gereja dan Tata Laksana.

LAI yang merupakan organisasi yang didirikan oleh para aktivis Gereja membawa kultur kerja yang mirip-mirip Gereja. Namun dalam usia yang ke 65 tahun ini, LAI banyak mengalami transformasi sehingga terbentuk kultur kerja yang berimbang antara Pastoral dan Manajerial. Sejak 1995 bersama Mitra yang lain dan Tim Internal LAI, saya turut terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan pembenahan manajerial LAI hingga LAI mampu menerapkan metode manajemen: “Strategic Planning”, “Balanced Scorecard”, mendapatkan sertifikat ISO 9001:2015, dan pelaksanaan “continuous improvement”

Pastoral yang lebih menekankan semangat “memberdayakan”, “memberi kesempatan”, “tenggang rasa”, “mendukung”, dan “penuh kasih sayang”, sangat dibutuhkan dalam penngeloaan organisasi apapun, baik nirlaba maupun profit oriented. Hal ini akan memperkuat “aspek manusiawi” dalam organisasi. Namun bila mengabaikan aspek manajerial yang menekankan aspek PIME – “Planning”, “Implementation”, “Monitoring” dan “Evaluation”, niscaya target-target yang sudah ditetapkan organisasi akan sulit dicapai

Keberhasilan LAI dalam pelayanananya sampai di usia ke 65 tahun adalah cermin implementasi keseimbangan antara Pastoral dan Manajerial secara dialektis.

Oleh: Sigit Triyono (Sekum LAI)

SalamAlkitabUntukSemua

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia