Di akhir April hingga awal Mei 2025 ada sesuatu yang berbeda di kota Kudus, sebab pada hari tersebut kota ini menjadi tuan rumah Pekan Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), menjadikannya kota kedua tempat diselenggarakannya kegiatan ini setelah kota Cirebon. Sejak pagi di hari pertama, suasana halaman parkir Gereja Isa Almasih Kudus sudah ramai oleh riuh suara anak-anak TK dan SD yang bersiap akan mengikuti lomba mewarnai dan menggambar. Memang, pada hari itu beberapa sekolah di kota Kudus khusus mengirimkan perwakilan sekolah untuk dapat mengikuti kegiatan ini. Lucu dan menggemaskan, dua kata itu mungkin menggambarkan suasana pada pagi itu, ada yang sekedar corat-coret saja pada kertasnya, ada pula yang memang sangat serius mengerjakannya. Sementara anak-anak sibuk dengan imajinasi dan crayon warna-warni mereka, para orang tua pendamping dapat berjalan-jalan melihat pameran koleksi Museum Alkitab LAI atau bahkan berbelanja produk-produk LAI dengan harga hemat.
Sesuai kebiasaan orang Kristen yang mengawali segala sesuatu dengan doa, maka seluruh rangkaian kegiatan selama tiga hari pun diawali dengan ibadah pembukaan. Ibadah ini dipimpin oleh Pdt. Daniel Tomasoa dari GBI Hope Impact Kudus. Melalui pesan firman-Nya, beliau mengajak jemaat untuk kembali menyadari bahwa firman Allah bukan sekadar bacaan rohani—ia adalah harta yang paling berharga dalam kehidupan. “Firman Allah adalah harta yang paling berharga dalam hidup seseorang karena kehidupan harus didasari/dibangun oleh firman Allah. Ketika membaca Kitab Suci, langkah awal yang harus dilakukan adalah meminta pertolongan Tuhan agar memberi petunjuk di dalam kita berpikir sehingga kita dapat terbuka dan memahami firman-Nya. Langkah ini penting, sebab firman yang tidak diilhamkan tidak akan memberikan manfaat bagi kita,” ujar Pdt. Daniel.
Sebagai tanda bahwa kegiatan Pekan Alkitab Kudus resmi dibuka selama tiga hari, dilakukan pemukulan Gong oleh Pdt. dr. Josafat Mesach, M.Th., selaku perwakilan pengurus LAI, dan pengguntingan pita yang dilakukan bersama perwakilan gereja-gereja yang ada di Kudus. Momen ini disambut hangat oleh tepuk tangan umat yang hadir sekaligus menjadi momen yang reflektif karena menyatukan semua yang hadir dalam satu kerinduan yang sama, yaitu mengenal Tuhan lebih dalam lewat firman-Nya. Seperti sambutan Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Kabupaten Kudus, Pdt. Dr. Minggus M. Pranoto, beliau berharap bahwa Pekan Alkitab Kudus ini dapat membawa gereja-gereja agar semakin bersatu merayakan kehidupan yang Oikumene. Sejalan dengan harapan ini, maka tempat pelaksanaan Pekan Alkitab Kudus menggunakan tiga gereja, yaitu Gereja Isa Almasih, Gereja Baptis Indonesia, dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI).
Pekan Alkitab Kudus benar-benar menjadi ruang perjumpaan lintas generasi yang hangat dan penuh makna. Dari anak-anak hingga para lansia, semua larut dalam semangat dan sukacita yang sama. Anak-anak TK dengan wajah ceria mengikuti Lomba Mewarnai, sementara siswa SD menuangkan kreativitas mereka dalam Lomba Menggambar. Di tingkat SMP, suara-suara penuh semangat terdengar saat para peserta tampil dalam Lomba Story Telling Alkitab, menyampaikan kisah-kisah iman dengan penuh penghayatan. Para siswa SMA pun tak kalah antusias saat bersaing dalam Lomba Cerdas Cermat Alkitab, menunjukkan pengetahuan mereka tentang firman Tuhan. Tak hanya perlombaan, Pekan Alkitab juga diperkaya dengan seminar-seminar tematik yang membuka wawasan dan memperdalam pemahaman iman. Di antaranya, Seminar Sosialisasi TB2 oleh Pdt. Anwar Tjen, Ph.D., Seminar Literasi Digital oleh Pdt. Geget Elite Sucining Hyang, dan Seminar Parenting oleh Pdt. Martin Lukito Sinaga, D.Th.. Para peserta mengikuti dengan penuh perhatian dan semangat belajar. Terlihat dari berbagai pertanyaan yang diajukan kepada narasumber di masing-masing seminar.
Ada satu yang menarik dari Lomba Membaca Mazmur Indah. Adalah Oma Debora Bertha dari GPdI Agape Kudus, seorang lansia yang sudah berusia lanjut. Datang seorang diri menggunakan ojek motor untuk mengikuti perlombaan. Terbatas secara fisik, namun Oma Debora amat penuh semangat dalam menyampaikan setiap Mazmur pujian. Dengan suara yang bergetar namun penuh penghayatan, ia membacakan ayat-ayat Mazmur dengan penuh perasaan. Setiap kata yang diucapkannya menyentuh hati para juri dan penonton. Meski usianya tak lagi muda, semangat dan ketulusan Oma Debora membuat penampilannya begitu istimewa. dan Oma Debora pun keluar sebagai pemenang pertama Lomba Membaca Mazmur Indah. Sungguh menjadi bukti bahwa usia tak menjadi penghalang ketika seseorang sungguh-sungguh hidup dekat dengan Tuhan.
Setelah berlangsung selama tiga hari, maka Pekan Alkitab LAI harus berpisah dengan umat Tuhan di Kudus. Jika segala sesuatunya diawali dengan doa, demikian juga harus ditutup dengan doa syukur. Ibadah penutupan Pekan Alkitab Kudus berlangsung dengan penuh hikmat dan sukacita. Umat dari berbagai usia dan latar belakang berkumpul dalam suasana yang hangat, menandai berakhirnya rangkaian kegiatan yang telah membangun semangat kebersamaan dan memperdalam iman. Dipimpin oleh Rm. Petrus Santosa Panca Prasetyo.MSF., beliau mengajak umat untuk memiliki sikap yang optimis dalam mewartakan Kabar Baik. Sekalipun nampaknya gagal, namun harus percaya akan menghasilkan buah. Di akhir acara, saat yang dinanti-nantikan oleh para pemenang tiba, yaitu pembagian hadiah. Tak lupa juga doorprize menjadi sesuatu yang dinantikan seluruh umat yang hadir. Semua senang, semua bersukacita meskipun ada perpisahan yang harus dijalani. Semoga kegiatan Pekan Alkitab ini akan menjadi momentum penting bagi umat Kristiani untuk memperdalam pemahaman dan semakin mencintai firman Tuhan. Nantikan Pekan Alkitab LAI di kota-kota selanjutnya! [ZVP]