Di tengah sejuknya udara musim panas Mongolia, saya mendapatkan kesempatan langka: mewakili Komisi Kepemudaan KWI dalam Asia Pacific Catholic Bible Affinity Meeting, yang berlangsung pada 22–24 Juli 2025 di Gereja Katedral, Ulaanbaatar. Pertemuan ini diselenggarakan oleh kolaborasi antara Mongolia United Bible Society - dipimpin oleh Sdr. Bayarmagnai, dan Apostolic Prefecture of Mongolia - dipimpin oleh Cardinal Giorgio Morengo. Sebanyak 45 peserta dari berbagai negara — seperti Malaysia, Myanmar, Pakistan, Vietnam, dan Filipina — hadir membawa semangat yang sama: mewartakan Sabda Allah di tengah konteks Asia Pasifik.
Selama tiga hari, kami tak hanya mengikuti sesi presentasi dan diskusi, tetapi juga mengalami sendiri keramahan dan kehangatan tuan rumah. Kami mengunjungi kantor Apostolic Prefecture dan Bible Society lokal, serta mengikuti ecumenical service yang membuka hati tentang pentingnya kesatuan umat Kristiani lintas denominasi.
Dalam sesi presentasi, saya berbagi tentang Gerakan Identity Identified — sebuah inisiatif pemuridan orang muda Katolik Indonesia yang terstruktur dan menggunakan buku serta platform digital. Saya mengajak para peserta untuk melihat bahwa dalam dunia yang serba cepat dan digital, Sabda Allah tetap mampu menyentuh hati anak muda jika disampaikan dengan cara yang relevan. Tanggapan peserta? Luar biasa positif dan penuh antusias!
Yang paling membekas bagi saya adalah suasana persaudaraan yang hangat di tengah perbedaan. Di negeri yang mayoritas non-Kristiani, semangat pewartaan justru terasa begitu kuat dan penuh harapan. Sungguh, seperti yang dikatakan Santo Yohanes Paulus II: “Do not be afraid. Open wide the doors for Christ!” — perjumpaan ini menjadi pengingat bahwa kita tidak sendiri. Ada banyak pejuang Kristus di berbagai penjuru dunia, yang bekerja dalam Roh yang sama.
Saya kembali ke Indonesia dengan semangat baru: membangun lebih banyak ruang dialog dan kolaborasi di Asia Pasifik, khususnya untuk pewartaan di kalangan orang muda. Mari kita terus menjadikan mereka murid-murid Kristus yang tangguh dan militan — karena dunia menantikan terang dari generasi muda Gereja.