Kelompok Kerja Penggalangan Dukungan (KKPD) LAI mitra Bandung. Senin, 5 Agustus 2019 menggelar acara lombaan tari Sajojo yang diikuti oleh umat Tuhan dari berbagai gereja di Bandung.
Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Hari Doa Alkitab yang dilaksanakan oleh KKPD LAI mitra Bandung untuk mendukung pengadaan Alkitab untuk masyarakat kristiani dan gereja yang ada di Misool, Papua. Acara ini dimulai dengan renungan firman Tuhan dari Em. Pdt. Engkih . Di akhir khotbahnya Beliau mengajak seluruh umat untuk ikut terlibat mendukung pengadaan Alkitab, dengan mengibaratkan masyarakat Misool, Papua seperti anak dan cucu kita sendiri.
Kalo kita yang hidup di perkotaan setiap anak cucu merengek ke orangtua minta mainan, pasti kita sebagai orangtua atau opa/ oma tak tega menahan diri untuk membeli mainan. Sedangkan ada anak cucu kita di Misool tidak minta mainan, mereka hanya butuh Alkitab sebagai pedoman hidup mereka. Sebenarnya harga 1 Alkitab untuk Misool tidak lebih besar dibandingkan biaya saat kita mengajak anak cucu main di mall.
Pada kesempatan ini, Ibu Indra, Ketua KKPD LAI mitra Bandung, menceritakan pengalamannya saat mengikuti perjalanan SDK LAI ke pelosok nusantara. Menurut beliau perjalanan pelayanan SDK LAI sangat menyentuh baginya, bagaimana sulitnya kehidupan umat Tuhan di Pelosok untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga ketika Tim LAI datang memberikan Alkitab disambut dengan begitu antusias.
Pengalaman-pengalaman spiritual tersebut yang membuat KKPD LAI Mitra Bandung yang dibentuk sejak 2001 terus konsisten mendukung LAI dalam menghadirkan kebutuhan Alkitab bagi umat Tuhan di pelosok tanah air.
Selain lewat Lomba Tari Sajojo ini, cara lain untuk menjemaatkan pengadaan Alkitab Misool adalah dengan presentasi-presentasi ke gereja-gereja yang ada di Bandung dan sekitar. Untuk tahun ini pada kegiatan Hari Doa Alkitab akan digelar serangkaian Lomba yang telah dipersiapkan oleh panitia setempat, seperti lomba mewarnai dan menggambar, lomba ngevlog, lomba menyambut kemerdekaan.
Kembali ketujuan perlombaan tarian Sajojo ini bukan untuk mencari siapa yang hebat menari, bukan untuk menyenangkan manusia, tetapi melalui tarian ini kita diingatkan, bahwa ada umat Tuhan di Misool, Papua yang menantikan hadirnya Kabar Baik itu di tengah mereka.[]