Sukacita Peluncuran Alkitab dalam Bahasa Kiembu-Kimbeere di Kenya
"Peristiwa seperti ini tidak setiap saat terjadi. Ini adalah hari bersejarah!" Demikian pernyataan dari Dr Silas Njiru kepada media pada peluncuran Alkitab dalam bahasa Kiembu-Kimbeere di Kenya. Dr Silas Njiru, Sekretaris Jenderal di Kementerian Perhubungan Kenya, menjadi tamu kehormatan dalam peluncuran tersebut. Beliau menyebut peluncuran tersebut merupakan "momen spiritual yang sangat bersejarah" bagi rakyat Kenya.
Hanya beberapa hari sebelum peluncuran, enam pejabat tinggi pemerintahan Kenya, termasuk Menteri Pertahanan dan Keamanan, telah kehilangan nyawa mereka dalam sebuah kecelakaan helikopter. Pemakaman mereka dilangsungkan pada hari yang sama dengan momen peluncuran Alkitab Bahasa Kiembu-Kimbeere. Namun, Dr. Njiru memastikan komitmennya kepada orang-orang Aembu-Ambeere dengan menyampaikan sambutan singkat sebelum berangkat menuju pemakaman. Dr Njiru berbicara baik sebagai wakil pemerintah maupun sebagai pengikut Kristus seperti halnya para pendengarnya.
Sebuah komunitas yang lebih terpenuh
"Saya sangat memahami - berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri- bagaimana rasanya tidak memiliki Alkitab dalam bahasa ibu,” katanya kepada umat Tuhan di Aembu-Ambeere. Ia mengutip pernyataan yang sering digaungkan para pemimpin Kristen di seluruh dunia: "Sebuah komunitas yang menyadari arti penting Kitab Suci dan mendasarkan hidup mereka pada ajaran Alkitab, kehidupannya akan lebih sejahtera dibandingkan mereka yang hidupnya jauh dari Firman Tuhan.”
Anak-anak Menari di Hari Peluncuran
Setengah juta orang Kiembu-Kimbeere dengan antusias menyambut peluncuran Alkitab dalam bahasa ibu mereka. Alkitab ini sudah begitu lama mereka nantikan kehadirannya. Ketika belum memiliki Alkitab sendiri, orang-orang Kiembu-Kimbeere mencoba membaca Alkitab dalam bahasa suku tetangga mereka-Gikuyu, namun untuk memahami isinya memerlukan banyak perjuangan. Banyak kata-kata maupun konsep-konsep yang tidak terpahami ketika mereka membaca Alkitab dalam bahasa Gikuyu. Beberapa kosakata dalam bahasa Gikuyu juga sering memiliki arti yang terlalu vulgar atau tidak pas dalam bahasa Kiembu-Kimbeere.
Ribuan orang dari semua usia hadir dalam ibadah peluncuran Alkitab. Anak-anak mempersembahkan tari-tarian dengan penuh sukacita. Uskup Henry Kathii, mantan Sekretaris Umum Lembaga Alkitab Kenya, yang sekarang menjabat sebagai Uskup Embu, menyampaikan sambutan yang menggetarkan hati begitu banyak orang di hari peluncuran:
"Kami sungguh bergembira! Kami belum pernah memiliki Alkitab dalam bahasa ibu kami. Ketika kami membaca Alkitab dalam bahasa Gikuyu-suku tetangga kami, kami harus melewatkan bagian-bagian yang tidak kami mengerti, itu pun sudah membuat kami berbahagia. Sekarang semua orang akan dapat memahami isi Kitab Suci. Sekarang Tuhan hadir dan berbicara dalam bahasa kami. Kami sungguh bersyukur kepada Tuhan!”
Kacang untuk Alkitab, Kisah Hannah
Peluncuran Alkitab dalam bahasa Kiembu-Kimbeere di Kota Embu, Kenya, pada tanggal 16 Juni yang lalu dimungkinkan oleh karya luar biasa dari Lembaga Alkitab Kenya. Momen tersebut benar-benar penting bagi seluruh penduduk Kota Embu. Mereka sadar untuk terwujudnya Alkitab dalam bahasa ibu mereka membutuhkan perjuangan dan perjalanan yang amat panjang hingga tiba hari peluncuran. Tapi ada satu orang yang begitu menantikan momen tersebut lebih dari orang lain, orang itu adalah Hannah.
Banyak dari kita mungkin tidak pernah membayangkan, bahkan mengharapkan kakek-nenek kita berjalan kaki belasan kilometer untuk menghadiri kebaktian di gereja. Namun Hannah, seorang nenek berusia 82 tahun melakukannya. Dia berjalan. Tidak hanya berjalan satu dua blok dari rumah. Hannah terus berjalan selangkah demi selangkah selama enam jam. Perjalanannya yang sungguh panjang itu untuk sebuah harapan. Sebuah kesempatan. Bahwa nanti mungkin ada oang yang setuju membeli satu-satunya barang yang ia bawa. Yaitu biji-biji kacangnya. Hasil penjualan bijinya nantinya akan dipergunakannya untuk membeli Alkitab. Demikian harapan Hannah.
Tekad yang kuat memampukan Hannah untuk memperoleh Kitab Suci yang begitu berharga dan dirindukannya. Hannah begitu berbahagia. Tekad Hannah tersebut juga menginspirasi Lembaga Alkitab Kenya dan tim yang bekerja di dalamnya. Tekad orang-orang yang seperti Hannah itu juga mendorong setiap mitra, lembaga dan individu untuk terus mendukung pelayanan yang penting dan berkelanjutan di bidang penerjemahan Alkitab. Karena pekerjaan tersebut menghasilkan banyak buah. Mengubah hidup banyak orang. Dan salah satu dari mereka yang hidupnya diubahkan adalah Hannah.
Di seluruh dunia, masih banyak orang-orang seperti Hannah, yang telah belasan bahkan puluhan tahun merindukan hadirnya Alkitab dalam bahasa ibu mereka. Bagi orang-orang seperti mereka, Lembaga Alkitab dan para mitranya sampai hari ini terus berjuang. Agar Alkitab mudah tersedia dan dimiliki oleh setiap orang. Doa dan dukungan Anda akan memampukan Lembaga-lembaga Alkitab di seluruh dunia terus berkarya menghadirkan Alkitab untuk semua orang.