Pendidikan di Mulai dari Rumah
Sebuah pesan bagi setiap orang tua di dunia ini di Hari Anak Sedunia
Cerita dari seorang guru, suatu waktu dia mendapatkan komplain dari orang tua siswa karena dianggap tidak mampu untuk membimbing dan mendidik anaknya. Siswa itu memang terkenal sering membuat masalah dan juga bolos dari sekolah. Si orang tua itu kemudian memberikan buku tentang bagaimana cara membimbing anak dengan benar kepada sang guru, tetapi setelah beberapa waktu anaknya juga tidak mengalami perubahan apa-apa. Orang tua itu pun kembali datang ke sekolah dan memarahi guru tersebut, kemudian memutuskan untuk memindahkan anaknya ke sekolah yang lainnya.
Apa yang terpikir di benak kita membaca cerita tersebut? Bagaimana mungkin ada orang tua yang menyerahkan seluruh tanggung jawab pendidikan anaknya kepada sekolah sementara dia sendiri “cuci tangan” terhadap pendidikan anaknya? Mempersalahkan guru karena guru tersebut tidak mampu “memperbaiki” apa yang telah dirusaknya sendiri sebagai orang tua.
Rumah sejatinya bukanlah hanya sebagai tempat untuk bernaung, tetapi juga sebagai tempat di mana setiap anggotanya memperoleh pendidikan, rumah adalah bagian dari universitas kehidupan Secara khusus bagi seorang anak, di rumahlah mereka seharusnya mendapatkan pendidikan tentang ketuhanan dan agama, karekter, moral, seksualitas, intelektual, serta budaya dan perilaku sosial. Di rumahlah seorang anak belajar untuk percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhannya; di rumahlah karakter dan kepribadiannya akan dibentuk; di rumah juga ia belajar tentang moral, bukan hanya tahu membedakan baik dan buruk, benar dan salah, tetapi juga dapat melakukan yang baik dan benar; di rumah ia belajar untuk melihat, menerima dan menghargai dirinya secara utuh sebagai seorang perempuan atau sebagai seorang laki-laki; serta bagaimana seharusnya berperilaku di tengah masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakat luas, dan yang tidak kalah pentingnya adalah rumah merupakan tempat bagi anak mendapatkan pendidikan untuk perkembangan kecerdasan kognitifnya. Di rumahlah seharusnya seorang anak memperoleh pendidikan yang berdasarkan pada kasih.
Di sinilah peran besar dan utama dari orang tua yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam mempersiapkan anak menghadapi dunianya, bukan melemparkan tanggung jawab itu kepada pihak lain. Guru, sekolah dan lingkungan sosial lainnya memang turut berperan dalam melaksanakan pendidikan kepada anak tetapi itu bukanlah pendidik utama. Jika pada titik ini ternyata orang tua gagal untuk melaksanakan perannya maka pembentukan pribadi yang utuh dalam diri anak akan mengalami hambatan besar. Satu kalimat bijak mengatakan, “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu”.
Dalam Alkitab, pendidikan terhadap anak mendapatkan tempat dan perhatian yang khusus dan serius. Hal ini dapat terlihat bagaimana Allah memberi perintah kepada orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anaknya akan ketetapan Allah dan kasih kepada Allah (Ul. 6:1-9). Yesus juga memberi tempat prioritas kepada anak-anak untuk berada dekat dengan-Nya, mendengarkan ajaran-Nya, dan mendapatkan kasih dari-Nya (Mat. 19:14).
Pada momentum Hari Anak Sedunia yang diperingati setiap tanggal 20 November kiranya menjadi pengingat bagi kita para orang tua secara khusus dan orang-orang dewasa lainnya secara umum untuk memberi ruang serta perhatian yang khusus dan penuh pada pendidikan anak-anak sebagai generasi penerus kita. Ambillah tanggung jawab pendidikan itu dan berikanlah dengan gembira serta penuh kasih kepada mereka sehingga mereka pun menyambutnya dengan sukacita penuh.
Selamat Hari Anak Sedunia
Salam Alkitab Untuk Semua