Menjaga Kesehatan dan Memelihara Kehidupan

Berita | 31 Juli 2021

Menjaga Kesehatan dan Memelihara Kehidupan


Sapaan LAI

Minggu malam, 25 Juli 2021, Presiden Joko Widodo kembali mengumumkan perpanjangan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Level 4 sampai dengan tanggal 2 Agustus 2021. Perpanjangan tersebut dilakukan karena imbas lonjakan kasus covid-19 termasuk dari varian baru di Pulau Jawa dan Bali, serta beberapa daerah di luar Jawa masih menunjukkan angka yang tinggi. Menurut CNN Indonesia, jumlah penambahan harian kasus kematian warga akibat terinfeksi virus corona di Indonesia tembus 1.000 kasus lebih per hari selama kurun waktu 16-26 Juli 2021. Dan rekor tertinggi kematian selama 16 bulan pandemi covid-19 menjangkiti Indonesia terjadi pada tanggal 23 Juli 2021 di mana tercatat 1.566 kasus kematian akibat terinfeksi virus corona.

Artinya bukan tanpa alasan Pemerintah memperpanjang kebijakan PPKM Level sampai dengan  2 Agustus 2021. Salah satu tujuan dari kebijakan ini adalah guna menekan risiko penyebaran virus Covid-19 dan memutus mata rata penyebarannya, khususnya di daerah-daerah yang tingkat positivity rate hariannya masih cukup tinggi. Kebijakan ini tidak berarti jika tidak didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat luas, termasuk kita agar tetap tetap menerapkan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi). Apalagi mengingat protokol kesehatan sampai saat ini tetap menjadi benteng pertahanan terampuh dalam mencegah penularan Covid-19 varian apa pun dan memutus rantai penyebaran virus corona.

Tingginya angka kematian yang tinggi membuat kita prihatin. Apalagi jika kita membaca informasi di media sosial dan WA Group kita, angka kematian akibat terinfeksi virus corona ada di lingkungan terdekat kita, bisa keluarga, sahabat atau teman yang kita kenal dekat. Banyaknya orang yang terpapar, terinfeksi, dan mati karena virus Corona menimbulkan nilai  baru  yang paling dirasakan seluruh umat manusia yakni manusia mulai kembali menghargai soal kesehatan dan kehidupan. Namun, keadaan tersebut memunculkan dua karakter manusia yang bertolak belakang, yang pertama mereka yang melihat kasus pandemi sebagai sebuah peluang untuk mencari keuntungan pribadi. Yang kedua, mereka yang melihat inilah saat kesempatan bagi kita untuk menunjukkan rasa peduli dan empati untuk mengatasi persoalan global umat manusia ini.

Maka tidak heran saat melihat kontradiksi di lapangan. Ada yang peduli dan berjuang bersama menanggulangi paparan dan infeksi virus corona serta dampak yang diakibatkannya. Tetapi ada juga mereka yang melihat pandemi ini sebagai peluang untuk mengeruk keuntungan bagi dirinya. Ada orang menimbun tabung oksigen, kartel kremasi jenazah Covid-19, pemakaman yang dipersulit, melonjaknya harga peti mati, menghilangnya dan meningkatnya harga obat-obatan dan vitamin, pemalsuan hasil swab antigen/PCR, pembedaan fasilitas isoman dan hak istimewa ICU untuk wakil rakyat. Padahal kita tahu untuk mengatasi pandemi ini beserta dampak yang mengikutinya, serta memutus mata rantai penyebaran virus Corona diperlukan kebersamaan dari semua pihak tanpa kecuali. Soal kebersamaan kita sudah punya pengalaman dan belajar dari para pejuang dan founding father bangsa ini yang secara bersama-sama, bersatu padu berjuang bersama untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. 

Kebijakan PPKM Level 4, mempercepat pelaksanaan vaksinasi dengan program 1 juta vaksin per hari,  menghimbau agar masyarakat terus disiplin melakukan protokol kesehatan 5M. Di sinilah kebersamaan kita sangat dibutuhkan. Jika kita semua patuh menuruti semua kebijakan dan menjalankan prokes, maka angka kasus positif covid-19 dapat ditekan secara cepat. Hal ini merupakan bentuk upaya kita dalam kebersamaan untuk melindungi kesehatan bersama dan memelihara kehidupan.  

Sebagai orang percaya, kita adalah bagian dari tubuh Kristus dan kita semua diciptakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kita dituntut untuk saling bekerja sama agar kita dapat melengkapi potensi yang ada satu sama lain agar kita dapat saling mendukung, membangun, dan menanggung beban bersama. Orang Kristen tidak diminta untuk bekerja sendirian dan mengisolir dirinya dari orang lain. Pandemi adalah saat yang tepat bagi kita untuk menyaksikan bagaimana iman kita bertumbuh lebih dewasa. Apalagi kita tahu, bahwa dalam menghadapi virus Corona ini diperlukan perjuangan bersama dan kesatuan hati. Ketika kita percaya kepada Tuhan, maka sebenarnya tidak ada hal yang perlu dicemaskan. Mari menjalani hidup dengan penuh percaya kepada Tuhan, tanpa ragu akan pemeliharaan-Nya. Di masa pandemi ini kita lakukan apa yang menjadi bagian kita, selanjutnya serahkan semuanya kepada Tuhan, maka biarlah Dia yang akan memperlengkapi dan mencukupkannya. Inilah puncak pengharapan dan perjuangan kita bersama dalam mengatasi badai Covid-19.[bfk]

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia