KAMIS PUTIH: Kasih yang Melayani, Penuhilah Perintah Baru Itu

Berita | 14 April 2022

KAMIS PUTIH: Kasih yang Melayani, Penuhilah Perintah Baru Itu


Yohanes 13:1-17, 31-35

Pada malam sebelum makan perjamuan Paskah, Yesus melakukan tindakan yang mengubah persepsi para murid tentang nilai sebuah pelayanan, yaitu pembasuhan kaki (perayaan Paskah yang dirayakan Yesus merupakan bagian dari tradisi Yahudi dengan pemaknaan yang mengingat peristiwa pembebasan yang TUHAN Allah lakukan bagi bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, bdk. Kel. 13:3). Thomas L. Brodie memberikan tawaran interpretasi terhadap Yoh. 13:1-20 dengan membagi tindakan pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus ke dalam dua bentuk, yakni simbolis dan etis. Pembasuhan kaki yang muncul pada ayat 1-11 dimaknai sebagai tindakan simbolis dari kematian Yesus yang ‘membasuh’ manusia dari dosa-dosa. Sedangkan, ayat 12-20 dimaknai sebagai teladan etika berkehidupan untuk saling menerima dan mewujudkan kasih Kristus kepada sesama. Itu sebabnya, pada ayat 31-35 kita melihat perintah baru yang berisikan, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”

Tindakan pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus telah menjadi sebuah perayaan nilai pelayanan yang perlu diimplementasikan oleh para murid. Ia tidak sedang melakukan kegiatan formalitas, melainkan secara utuh menekankan nilai kerendahan hati dan kesediaan untuk memberi diri bagi sesama. Pada saat Ia membasuh kaki para murid, Yesus sedang menunjukkan bahwa status dan peran-Nya di hadapan para murid, bukanlah sesuatu yang menjadi penghalang bagi Diri-Nya untuk melayani mereka. Justru, Yesus sedang memberikan teladan baru kepada para murid untuk mengasihi dengan inisiatif dan kerelaan. Inilah yang Ia sebut sebagai ‘perintah baru’. Pada ayat 35 Yesus memberikan penegasan kepada para murid mengenai urgensitas untuk melakukan perintah baru tersebut, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Kata ‘murid’ dalam bahasa Yunani ditulis dengan μαθητής, mathétés yang berarti ‘seseorang yang mempelajari’, ‘seseorang yang mengikuti dan melakukan ajaran’. Artinya, perintah untuk saling mengasihi sebagai ‘perintah baru’ merupakan hal yang perlu diwujudkan dalam kehidupan para murid. Ini sesuatu yang tidak bisa ditawar.

Sahabat Alkitab, di masa sekarang praktek pembasuhan kaki juga cukup sering dilakukan oleh beberapa gereja sebagai bagian dari ritus menyambut Jumat Agung.  Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari Kamis Putih (Eng. ‘Maundy Thursday’, kata ‘maundy’ berasal dari bahasa Latin ‘mandatum’ yang artinya ‘perintah’) dengan mengacu pada tindakan Yesus kepada para murid tersebut. Membasuh kaki memang tidak akan secara otomatis membuat kita menjadi murid-murid Yesus yang melakukan perintah-Nya. Meski demikian, pembasuhan kaki merupakan sebuah undangan bagi setiap umat untuk menunjukkan kesediaan dan komitmen melayani sesama, untuk saling mengasihi dan memberi diri kepada orang lain, yang dapat dimulai dari komunitas jemaat itu sendiri. Undangan inilah yang Yesus berikan kepada para murid pada saat Ia membasuh kaki mereka. Harapannya adalah para murid bersedia mengambil bagian dalam perintah baru, sama seperti tindakan Yesus yang akan memberikan Diri-Nya kepada manusia melalui kematian-Nya.

Pada hari sebelum memasuki Jumat Agung ini, setiap kita mendapatkan undangan untuk masuk dalam pelayanan pembasuhan kaki yang Yesus lakukan. Bagi setiap orang yang bersedia menerima undangan tersebut berarti juga bersedia memenuhi perintah baru yang Yesus berikan, yakni untuk saling mengasihi. Perintah ini bukan sesuatu yang bersifat klise atau sekadar repetisi nilai-nilai Kristiani, melainkan merupakan perwujudan inisiatif kasih Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Tidak berhenti sampai di situ, Yesus yang berkorban pun tetap bersedia mengambil peran untuk mengangkat kaki para murid dan membersihkannya. Bukankah ini merupakan tindakan yang paling besar dari sebuah kaish? Meski di hari terakhir sebelum kematian-Nya di Kayu Salib, Yesus tidak meminta para murid untuk melayani Diri-Nya melainkan Ia yang mengambil peran untuk melayani mereka.

Apakah anda bersedia menerima undangan dan mandatum dari Yesus untuk saling mengasihi? Seberapa besar anda melayani orang lain dalam kasih dibanding menerima pelayanan dari mereka? Kiranya inisiatif kasih yang melayani dari Sang Juruselamat menjadi bagian dari setiap umat percaya.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia