Bacaan hari ini berisi tentang pengelolaan tanah, dimana Allah berbicara untuk memerintahkan bangsa Israel agar mengistirahatkan tanah setiap tahun ketujuh. Agar pada tahun itu petani berhenti bercocok tanam, membiarkan tanah itu istirahat, tidak ditanam apapun sebagaimana dilakukan enam tahun sebelumnya. Tahun ketujuh adalah tahun kesejahteraan bagi tanah, di mana menjadi kesempatan tanah menikmati hujan dan vitamin tanah untuk menambah kesuburan dan kebebasan dari tanam-tuai. Dan hasil yang tumbuh tidak boleh dituai dan menjadi hak orang miskin, para budak, ternak dan hewan liar.
Sahabat Alkitab, ini artinya bahwa manusia tidak boleh semaunya terhadap tanah itu, karena tanah adalah pemberian Tuhan dan hasil ciptaan Tuhan. Tanah (baca: bumi) yang sudah Tuhan berikan semestinya harus dijaga dan dipelihara, namun kenyataannya manusia berbuat seenaknya terhadap tanah/bumi yang didiami tanpa mempedulikannya. Semesta menjadi tercemar karena bumi dan isinya dirusak. Nats ini mewajibkan kita, untuk kuduskan tanah itu dalam tahun Sabat. Seluruh yang tumbuh jadikanlah itu menjadi hak yang sama bagi seluruh manusia dan seluruh makhluk.
Bukan secara kebetulan di awal tahun 2020 saat seluruh bumi dilanda pandemic covid-19 menyebabkan aktivitas manusia dalam mengeksploitasi bumi berkurang. Salah satu hal positif dari work from home pencemaran udara menurun dan pemanfaatan energi fosil berkurang, sehingga bumi beristirahat sejenak. Lewat pandemic ini, sebenarnya bukan saja bumi yang dipaksa untuk beristirahat, tapi juga diri kita sendiri. Penting bagi kita pada masa-masa ini untuk mengoreksi diri, kehidupan kerohanian dan relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Dalam masa-masa ini, kita seharusnya dapat meningkatkan Pertumbuhan Iman dan kedewasaan rohani dengan berpegang pada Janji Tuhan.
Salam Alkitab untuk Semua.