Jangan Menyia-nyiakan Kesempatan

Renungan Harian | 12 Mei 2024

Jangan Menyia-nyiakan Kesempatan

Sahabat Alkitab, hidup kita di dunia sesungguhnya amatlah singkat. Sayangnya banyak orang lupa untuk merefleksikan hidupnya dengan sungguh di hadapan Tuhan, sehingga mereka cenderung menjalankan kehidupan sesuai keinginan tanpa memperhitungkan kehendak Allah. Maka dalam kefanaan hidup ini hendaknya kita memakai kesempatan yang ada untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebagaimana yang diceritakan oleh teks Alkitab pada saat ini.

Adonia melakukan kesalahan yang fatal, yakni mengangkat dirinya sebagai raja tanpa sepengetahuan dan persetujuan Daud, ayahnya. Syukurlah Adonia mendapatkan kesempatan untuk memperbaharui hidupnya. Hal tersebut dikarenakan raja Salomo memberikan kesempatan kepada Adonia untuk berubah dan menebus kesalahannya. Sayangnya kesempatan itu tidak digunakan oleh Adonia untuk memperbaiki dirinya. Adonia justru memanfaatkan situasi dan membujuk Batsyeba untuk berbicara kepada raja Salomo agar mengizinkan Abisag, selir Daud, menjadi istrinya.

Batsyeba memenuhi keinginan Adonia dan pergi menemui raja Salomo. Melihat ibunya datang, Salomo bangkit dari singgasana dan sujud. Kemudian ia menyuruh orang meletakkan kursi bagi Batsyeba di sebelah kanannya. Tindakan simbolik yang dilakukan oleh Salomo ini menggambarkan kebiasaan umum kerajaan timur tengah kuno, yaitu ibu dari raja yang sedang berkuasa adalah orang yang dihormati dan memiliki pengaruh besar. Lalu Batsyeba mulai menyampaikan permintaannya agar Salomo mengizinkan Adonia menikahi Abisag, selir Daud. Menarik untuk kita perhatikan bahwa cara Batsyeba menyampaikan permintaan Adonia seolah keinginan ini berasal dari dirinya sendiri. Mungkin ini merupakan upayanya agar Salomo bersedia menuruti keinginan Adonia. Namun Salomo langsung menyadari arah pembicaraan dan merespon dengan keras permintaan yang diajukan oleh ibunya. Salomo seperti ingin menyadarkan Batsyeba bahwa dari sesuatu yang dianggap sederhana ini sesungguhnya tersimpan pesan pemberontakan. Padahal pemberontakan Adonia diampuni dengan syarat ia berubah dan menjalani hidup benar sebagaimana yang tertulis dalam 1 Raja-raja 1: 52, “Jika ia bersikap ksatria, tidak sehelaipun dari rambutnya jatuh ke bumi. Tetapi, jika ia bermaksud jahat, ia harus mati”.

Dengan demikian Adonia melanggar ketentuan tersebut, sehingga Salomo menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Jikalau Adonia dapat menahan dirinya maka hukuman tersebut tidak perlu terjadi. Perubahan diri memang harus disertai dengan komitmen yang kuat. 

Sahabat Alkitab, marilah mengupayakan perubahan-perubahan yang baik dalam hidup kita. Ingatlah bahwa hidup kita amatlah singkat. Dalam kisah di atas, kita melihat Adonia menyia-nyiakan kesempatan kedua yang dimilikinya. Ia menyepelekan komitmen yang telah disepakati, sehingga berakibat fatal. Padahal kesempatan tersebut bisa jadi bagian dari cara Tuhan memelihara hidupnya. Bukankah kita juga sering berlaku seperti Adonia? Menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kiranya Tuhan memampukan kita menjalani hidup ini dengan baik melalui komitmen yang kita buat kepadaNya dengan memproses diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia