Support system merupakan istilah yang umumnya dipahami dalam lingkup psikologi untuk merujuk pada komunitas atau lingkungan di sekitar seseorang yang dapat memberikan pengaruh yang baik, pertolongan atau dukungan secara emosional maupun pragmatis secara khusus ketika orang tersebut sedang berada dalam suatu kondisi hidup yang tidak stabil, tidak menyenangkan, maupun menghadapi masalah. Sebuah support system pun idealnya muncul dari lingkungan terdekat seseorang, misalnya keluarga, pertemanan, dan komunitas lain yang menjadi ‘ruang’ pertumbuhan orang tersebut. Sebagai makhluk sosial, manusia memanglah membutuhkan support system untuk menjalankan hidupnya secara efektif dan stabil, secara khusus untuk membantunya menghadapi pergumulan hidup yang mengganggu kondisi psikis. Hal ini bukanlah sebuah fenomena kontemporer, melainkan sesuatu yang memang sudah muncul lama dalam hidup manusia. Catatan mengenai Salomo yang kita baca pada hari ini pun menunjukkan hal serupa.
Kematian Yoab dan lengsernya Abyatar dari jabatan imam telah menjadi semacam penegasan otoritas Salomo di tengah konflik atau intrik kerajaan yang sudah berlangsung sejak lama. Ia telah berhasil mengukuhkan kekuasaannya atas musuh-musuhnya dengan menempatkan beberapa orang kepercayaannya untuk menempati posisi-posisi sentral dan signifikan dalam lingkungan militer dan keagamaan. Lingkup-lingkup tersebut sangatlah berperan besar dalam pembentukan identitas dan kehidupan bangsa Israel sebagai sebuah bangsa kerajaan sekaligus umat Tuhan. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika Salomo mengganti pemangku jabatan kepala tentara dan imam dengan orang-orang yang dapat ia percaya, yang ia yakin dapat mendukungnya menjalankan perannya secara efektif. Merekalah komunitas pendukung bagi Salomo.
Sahabat Alkitab, Salomo memang menjadi bagian dari janji berkat Tuhan atas kerajaan Daud. Namun, hal itu tidak berarti Salomo bisa bebas dari masalah maupun tantangan yang dapat mengganggu prosesnya menjalankan peran sebagai seorang raja bagi bangsa Israel. Itulah mengapa, seorang Salomo sekali pun membutuhkan support system untuk menjalankan perannya secara efektif dan lebih stabil. Hal ini juga dapat menjadi pengingat bagi kita bahwa setiap orang membutuhkan komunitas pendukung yang baik dalam menjalani hidup. Bahkan, tidak berhenti sampai di situ kita pun perlu membangun kesediaan diri untuk menjadi bagian dari komunitas pendukung yang baik bagi orang lain. Alasannya adalah komunitas pendukung merupakan kesempatan yang baik untuk mengaplikasikan kepedulian dan inisiatif kasih yang semestinya menjadi bagian dari identitas sebagai umat Tuhan.