Orang kristen mengetahui bahwa ajaran pokok dalam imannya adalah keselamatan yang merupakan anugerah dari Allah. Namun sayangnya hal tersebut hanya berhenti di tataran pemahaman dan tidak menyentuh praktek kehidupan sehari-hari. Maka diperlukan sebuah penghayatan yang benar atas ajaran keselamatan kita. Salah satunya dengan merenungkan teks dari Surat Roma yang akan kita bahas saat ini.
Roma 6:15-23 berbicara tentang peralihan status seseorang dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Bagi umat kristen perdana berlatar belakang yahudi, pesan ini sangat relevan, terutama bagi mereka yang cenderung membatasi kebenaran hanya dalam bingkai hukum Taurat. Mereka terbiasa memahami kebenaran sebagai ketaatan pada aturan-aturan tertulis, tetapi kali ini Paulus mengajak mereka mengembangkan pemahaman yang lebih dalam lagi. Paulus tidak bermaksud menganggap bahwa hukum taurat tidak penting, sebaliknya ia mengakui bahwa keberadaan Taurat baik dan penting. Namun Paulus menyingkapkan bahwa kebenaran sejati melampaui ketaatan yang bersifat formalitas terhadap hukum. Saat seseorang hidup dalam anugerah, mereka dibebaskan dari belenggu dosa. Dosa bukan lagi tuan yang memerintah, dan hukum Taurat tidak lagi menjadi dasar penghakiman. Sebaliknya, mereka sekarang tunduk kepada kebenaran di bawah kasih karunia Kristus.
Umat kristen perdana yang berlatar belakang yahudi mungkin merasa sulit meninggalkan konsep hukum Taurat sebagai satu-satunya standar kebenaran. Oleh karena itu Paulus tak lelah mengingatkan bahwa kebenaran yang mereka jalani sekarang adalah sebuah relasi hidup bersama Allah. Hidup sebagai hamba kebenaran berarti menempatkan diri di bawah kuasa Kristus, yang mengubahkan hidup mereka sehingga tidak lagi diperbudak oleh dosa.
Sahabat Alkitab, marilah menjalankan kehidupan yang senantiasa mengarahkan diri kepada Tuhan. Kita telah mengalami kuasa penebusan-Nya, sehingga kehidupan kita haruslah mewujudnyatakan syukur atas keselamatan yang telah dianugerahkan. Salah satunya dengan menghidupi kehidupan yang dipenuhi oleh kasih, pengampunan, dan ketaatan. Hal-hal itu lahir dari hati yang diperbaharui oleh Roh Kudus.