Memaknai Ketertundukan Kita

Renungan Harian | 24 Oktober 2024

Memaknai Ketertundukan Kita

Hidup di sebuah negara yang menjalankan sistem demokrasi membuat kita terbiasa dengan proses-proses menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. Baik itu melalui demonstrasi publik maupun cara-cara lainnya. Di sisi yang lain seringkali ditemui bahwa orang-orang Kristen sedikit gamang terhadap proses-proses tersebut. Ada kekhawatiran bahwa sikap-sikap mengemukakan pendapat tersebut atau kritik-kritik lain kepada pemerintah merupakan bentuk ketidaktundukkan kepada pemerintah. Padahal dalam firman Tuhan tertulis jelas bahwa kita harus tunduk kepada penguasa. Termasuk pada teks yang hendak kita bahas saat ini. Lalu bagaimanakah kita menyikapinya?

 

Paulus menuliskan dalam Roma 13:1 demikian, “Tiap-tiap orang harus tunduk kepada para penguasa yang di atasnya, sebab tidak ada penguasa yang tidak berasal dari Allah; para pengusa yang ada ditetapkan oleh Allah.” Pembacaan sepintas akan membuat kita menyimpulkan bahwa yang penting ada tunduk kepada para penguasa. Namun apabila kita menghayati lebih lanjut, kata tunduk disini sebenarnya bersinonim dengan sebuah tindak ketaatan yang berdasarkan tujuan untuk mencapai keteraturan. Maka tidak heran bahwa pendasaran berikutnya ialah mendudukkan para penguasa sebagai berasal dari Allah. Itu artinya seharusnya para penguasa mengabdi kepada Allah yang menempatkan mereka sebagai penguasa dengan menjalankan kehendak dan visi-Nya atas tatanan dunia ini. Maka tujuan umat percaya pada akhirnya adalah perwujudan tatanan dan visi Allah ini dalam dunia dengan para penguasa sebagai alat-Nya. Seorang Kristen dapat bersuara dan mendudukkan kepatuhannya pada Allah di tempat yang terutama terlebih jika penguasa menjadi lalim dan lupa akan fungsi-Nya untuk mewujudkan tata layan negara yang berkeadilan.

 

Nasehat di atas juga disampaikan Paulus agar umat pada saat ini dapat menjadi warga negara yang baik sehingga pemerintah tidak menaruh kecurigaan terhadap jemaat Tuhan. Hal ini nampak dari nasehat berikutnya yang memerintahkan setiap orang untuk melakukan tanggung jawabnya dengan baik terhadap negara termasuk di dalamnya membayar pajak dan cukai. Hal tersebut bentuk pembuktian atas orang-orang Kristen yang melalui penghayatan iman-Nya turut bertanggung jawa atas keberadaan negara yang didiaminya. 

 

Sahabat Alkitab dari sini kita belajar bahwa pada akhirnya Allah sajalah yang tetap menjadi pusat dari bakti dan penyembahan kita. Ketundukan pada pemerintah pun dinaungi oleh penghayatan tersebut. Bagian kita adalah berkontribusi sebaik-baiknya terhadap negara ini sembari terus bersikap kritis kepada para penguasa agar mereka tetap menjalankan kehendak dan visi-Nya atas negara.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia