Kemurnian dan Ketabahan Hati
Pernah merasa kecewa karena tidak mendapatkan sesuatu yang diharapkan dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan? Pernah punya penyesalan atas perkataan atau tindakan di masa lalu yang berdampak pada kehidupan masa kini? Dosa apa yang mungkin pernah dilakukan di masa lalu sehingga masih sangat disesali hingga saat ini?
Kutipan bacaan Alkitab hari ini menceritakan bagaimana Musa yang hanya boleh melihat tanah yang dijanjikan Allah bagi bangsa Israel, tetapi tidak diizinkan untuk dimasukinya. Padahal tanah tersebut sudah berada di hadapannya. Setelah berpuluh tahun memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah yang Allah janjikan dan ketika tanah tersebut sudah berada di hadapannya, dia hanya boleh melihatnya saja. Tentu kita mengetahui peristiwa yang menyebabkan Allah melarang Musa memasuki tanah perjanjian.
Musa tidak percaya dengan Allah dan tidak menghormati kekudusan Allah di depan mata bangsa Israel (Bil. 20:12). Sekalipun mungkin terlihat pelanggaran kecil, namun Allah tetap menunjukkan Kemahaadilannya dengan tidak pandang bulu. Segala yang telah difirmankan dan ditetapkan-Nya akan dilaksanakan-Nya dengan adil tanpa pandang bulu. Sekalipun Musa sangat dikasihi Allah, dia tetap tidak dapat memasuki tanah Kanaan. Cukup ironis memang, karena Musa seolah-olah tidak dapat merasakan hasil jeri lelahnya selama ini dalam memimpin bangsa Israel. Musa memiliki ketabahan hati yang luar biasa, dia tidak merasa usahanya telah sia-sia dan tidak protes kepada Allah karena tidak menikmati hasil jeri lelahnya.
Sahabat Alkitab, melalui kisah Musa ini kita dapat belajar bahwa Allah memanglah Mahakasih, tetapi Dia tetaplah pribadi yang Mahaadil yang akan melaksanakan ketetapan-Nya tanpa pandang bulu. Dan juga kita dapat belajar dari ketabahan hati Musa sehingga kita tidak perlu merasa paling berjasa atas berbagai pelayanan yang telah kita lakukan dimana-mana, Allah Mahatahu mengetahui kemurnian hati kita.
Salam Alkitab Untuk Semua