Cara pandang atau pola pikir timbal balik dan transaksional seringkali masih mewarnai tingkah laku kita sehari-hari. Salah satu ciri khasnya adalah sebuah pemikiran bahwa apa yang kita berikan kepada orang lain harus berbalas sama atau bahkan lebih terhadap tindakan orang tersebut kepada kita. Sayangnya yang seringkali terjadi tidak demikian. Bisa saja dalam banyak kesempatan justru perbuatan baik kita berbalas hal yang sebaliknya. Akhirnya seringkali kita menjadi kecewa dan semangat kita untuk berbuat baik pun menjadi berkurang. 

Realitas tersebut ditangkap dengan baik oleh Paulus dalam perikop kita kali ini. Ia menekankan otentisitas kasih dalam kehidupan seorang pengikut Kristus yang hidupnya telah diperbaharui oleh Tuhan. Hal tersebut nampak dalam tindakan kasih yang kita wujudkan hendaknya bersifat proaktif dan tulus. Jika kita bisa melakukannya lebih dahulu mengapa harus menunggu orang lain melakukannya kepada kita. Sebagaimana tercermin dalam nasehat untuk mengasihi dan memberi hormat lebih dahulu, membantu karya penginjilan, memberikan tumpangan bagi orang asing, dan sebagainya. 

Jika kita menerima perlakuan buruk bahkan saat telah berbuat baik, maka janganlah lakukan pembalasan. “Balaslah” kejahatan dengan perbuatan baik. Tugas kita adalah menyatakan kasih dan perbuatan baik, sementara pembalasan menjadi hak Allah semata. Dengan demikian perdamaian bagi Paulus bukan sesuatu yang datang begitu saja melainkan sesuatu yang harus diupayakan oleh segenap orang percaya. Bagi orang percaya yang harus kita pikirkan dan lakukan dengan baik ialah karya kasih serta kebaikan bagi sesama.

Bayangkanlah bila kita melatih diri untuk memiliki pola pikir seperti nasehat Paulus di atas? Rasanya berkuranglah satu atau dua hal yang mengganggu hati kita terutama saat orang lain berbuat tidak baik terhadap kita. Satu hal yang menjadi tugas kita adalah menjadi umat Tuhan yang proaktif mewujudkan kasih dan kebaikan. Tindak tanduk dan perilaku orang lain berada di luar kuasa kita. Namun tingkah laku dan perbuatan kita sepenuhnya berada dalam kendali kita. Maka dari itu wujudkanlah kasih senantiasa.