Jiwa manusia adalah cerminan dari diri yang sesungguhnya. Kita mungkin dapat menyelubungi maksud hati yang sesungguhnya lewat tampilan-tampilan luar yang memesona, tetapi diri otentik kita dapat terlihat dari hati. Maka seseorang perlu memeriksa hatinya senantiasa agar dalam hidup ini hanya Tuhan saja yang menjadi pusat dari hidup kita.
Pada kisah hari ini kita melihat manipulasi yang dirancang oleh Herodes setelah mendengar kabar kelahiran mesias dari orang-orang majus, herodes menampilkan kesan bahwa ia sangat menyambut dan menantikan sang Mesias. Tetapi ternyata apa yang ada di hatinya tidaklah demikian. Herodes merencanakan kejahatan terhadap bayi Yesus. Ia membujuk orang-orang majus untuk kembali lagi kepadanya setelah berhasil menemukan tempat bernaung Sang Mesias. Herodes berpura-pura berniat mengunjunginya, padahal ia merencanakan sesuatu yang keji terhadap anak itu.
Bersyukur bahwa Tuhan mencegah upaya jahat tersebut. Malaikat Tuhan mengingatkan orang majus untuk tidak pulang melalui jalan yang sama. Hal tersebut untuk menghindari perjumpaan kembali antara orang-orang majus dan Herodes. Mereka memilih untuk menaati perintah Tuhan tersebut dan mengambil jalan pulang yang berbeda. Orang-orang majus terhindar dari tipu muslihat Herodes.
Sahabat Alkitab, berhati-hatilah terhadap keinginan hati kita. Bisa jadi ia telah diselubungi oleh berbagai dorongan hawa nafsu yang menjerumuskan kita ke dalam dosa. Dengan demikian mengolah hati menjadi disiplin rohani yang penting bagi orang percaya. Kita harus mengarahkan seluruh keberadaan sebagai manusia kepada kuasa dan kehendak Tuhan saja. Bukan kehendak kita yang terjadi, melainkan kehendak-Nya yang berdaulat. Kemampuan mengendalikan diri juga terletak pada kejujuran untuk mengakui kedagingan kita, bukan malah melakukan pembenaran dan menyelubungi maksud hati yang sesungguhnya.