Hal-hal baik yang kita kerjakan atau rencanakan, belum tentu bebas dari hambatan serta rintangan. Kadang kala sesuatu tidak selalu berjalan lancar sesuai yang kita harapkan. Mungkin situasi ini terjadi dalam lingkungan kerja atau bahkan dalam pelayanan yang kita lakukan. Saat hal tersebut terjadi maka yang perlu kita lakukan adalah meneguhkan hati dan pikiran dalam mengerjakan hal-hal baik tersebut. Segala tantangan dan tentangan mungkin akan menghambat apa yang sedang kita lakukan, tetapi jangan sampai menghentikan hasrat kita untuk mengerjakan yang terbaik.
Semangat untuk membangun kembali bait Allah tengah dirasakan oleh umat Israel. Namun sayangnya ada pihak-pihak yang mencoba untuk menghentikan pembangunan tersebut. Perlu diingat bahwa tanah Israel bukanlah sebuah tanah kosong tidak berpenghuni. Di perbatasan tanah Israel juga terdapat beragam bangsa asing. Orang-orang inilah yang kemungkinan besar menjadi penentang rencana pembangunan kembali bait Allah. Ayat 1-2 mengisahkan kunjungan dari “lawan orang Yehuda dan Benyamin” kepada Zerubabel dan Yesua. Mereka seolah-olah menawarkan sesuatu yang baik yakni kesediaan untuk ikut terlibat dalam pembangunan bait Allah. Namun bantuan itu ditolak oleh para pemimpin Israel. Mengapa hal itu terjadi? Bukankah tawaran bantuan sekecil apapun akan sangat bermanfaat bagi kelancaran proses pembangunan tersebut.
Rupanya ini bentuk hikmat dari para pengambil kebijakan saat itu. Pertama, tersirat kecurigaan akan rencana-rencana tersebut untuk menguasai atau bahkan menyabotase proses pembangunan bait Allah. Kedua, bangsa Israel ingin memegang teguh perintah Tuhan yang diberikan kepada mereka yakni saat Allah memakai Koresh untuk memberikan mandat pembangunan kembali bait Allah dan restorasi kehidupan umat Israel kepada mereka yang kembali ke tanah leluhur. Sikap yang tegas ini tentu saja berbuah reaksi yang keras dari pihak “lawan orang Yehuda dan Benyamin”. Mereka berkomitmen untuk melemahkan semangat orang-orang Yehuda dalam membangun bait Allah.
Upaya penentangan itu bahkan berujung pada upaya-upaya penyogokan para pejabat yang berwenang untuk menggagalkan rencana pembangunan itu di zaman Raja Koresh. Saat Ahasyweros berkuasa langkah yang dipakai adalah menyebarkan fitnah terhadap orang-orang yang telah menetap di Yehuda dan Yerusalem. Beragam tindakan lainnya dilakukan bahkan yang bertentangan dengan kebenaran. Mereka sampai rela menyebarkan laporan palsu kepada raja.
Beranjak dari dinamika pembangunan bait Allah ini kita melihat bahwa selalu saja ada upaya untuk menggagalkan rencana-rencana baik yang hendak dikerjakan oleh umat-Nya. Seringkali tantangan serupa juga menghampiri karya yang kita lakukan. Namun hendaknya kita tetap berpegang teguh pada ketetapan-Nya. Jika apa yang kita kerjakan adalah sesuatu yang dikehendaki-Nya, maka seberat apapun upaya untuk menghentikan apa yang kita kerjakan pasti tidak berhasil. Tuhan adalah pencipta sesuatu yang berkuasa untuk mewujudkan segala sesuatu menurut hikmat dan rancangan-Nya semata.