Dalam bahasa latin kata okultisme berasal dari kata “occult” yang artinya tersembunyi, rahasia, dan misterius, khususnya berkaitan dengan hal-hal yang supranatural. Memang ada orang-orang yang begitu tertarik dengan parktik okultisme ini, bahkan sejak zaman kuno sampai zaman modern seperti masa kini. Parktik okultisme dan praktik perdukunan/paranormal telah memikat banyak orang di berbagai penjuru bumi.
Alkitab memang menceritakan akan adanya dunia adikodrati, tetapi Alkitab juga menegaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang menghubungkan dengan dunia tersebut berbahaya dan dilarang oleh Allah (Ul. 18:9-13). Ada beberapa bentuk dari praktik okultisme, misalnya sihir (suatu upaya memanipulasi ilah-ilah melalui mantra, nyanyian, kutuk, dan sebagainya), ramalan (upaya mengetahui kehendak ilah-ilah melalui perilaku hewan, melihat kejadian-kejadian yang tidak biasa), astrologi (mencari petunjuk dari pergerakan bintang yang dianggap memiliki hubungan dengan ilah-ilah), spiritisme (upaya memanggil arwah atau dunia roh).
Praktik sihir merupakan upaya mempengaruhi orang dan keadaan-keadaan dengan daya supranatural atau gaib. Hal tersebut bisa saja disertai dengan ramalan, walaupun ramalan berarti usaha memakai daya supranatural untuk mengetahui peristiwa-peristiwa tanpa mempengaruhinya.
Salah satu bentuk praktik okultisme yaitu memakai jimat. Dalam kitab Kejadian 35:2-4 merujuk kepada jimat-jimat, di situ seisi rumah Yakub membuang “dewa-dewa asing” mereka dan “anting-anting” mereka. Walaupun jimat-jimat yang disebut dalam Alkitab mungkin tidak sejenis dengan yang umum di Indonesia, tetapi jelas bahwa Alkitab melarang keras menggunakan jimat dan menganggapnya jahat.
Dalam Perjanjian Lama, Allah dengan tegas memperingatkan orang Israel agar tidak terlibat dengan praktik okultisme (Im. 20:6). Perjanjian Baru mengatakan bahwa munculnya ketertarikan pada okultisme adalah tanda akhir zaman (1 Tim. 4:1).
Berbagai bentuk praktik okultisme wajib untuk dihindari dan setiap orang percaya perlu berjaga-jaga terhadap praktik tersebut sebagaimana telah diperingatkan di dalam kitab 1 Petrus 5:8. Orang percaya perlu mengenakan pada dirinya dengan “seluruh perlengkapan senjata Allah” agar dapat melawan tipu muslihat iblis (Ef. 6:10-18).
Dari berbagai sumber