Berita UBS
Timotius dan Warga Tai Don Menanti Hadirnya Perjanjian Baru
Timotius, 33, adalah seorang pecandu alkohol. Ia menjadi seorang perokok berat sejak berusia 9 tahun. Di mata banyak orang saat itu, dirinya ditakdirkan untuk hidup sengsara dan mungkin akan berakhir di penjara.
Tetapi Tuhan menyelamatkannya. Hidupnya berubah melalui kesaksian pamannya, yang sebelum datang kepada Kristus adalah seorang pemukul istri dan tetangga yang menyusahkan. Timotius melihat bagaimana Tuhan mengubah hidup pamannya dan akhirnya Timotius mengalami mujizat itu sendiri. Kurang dari tiga bulan kemudian, seluruh keluarga Timotius menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Sejak itu, hidup keluarga mereka berubah. Kini mereka melakukan segala hal yang terbaik untuk membawa lebih banyak orang Tai Don kepada Kristus.
Seiring bertambahnya usia, Timotius ingin menjadi seorang pendeta. Dirinya berjuang menggapai mimpinya dan kemudian mimpinya menjadi kenyataan. Kini Timotius adalah seorang pendeta di sebuah gereja kecil yang terletak di pedesaan Vietnam. Hari demi hari, imannya terus bertumbuh saat menyaksikan banyak hal indah yang hanya bisa dilakukan Tuhan untuk keluarganya sendiri, terutama ayah dan pamannya tercinta.
Jauh di lubuk hatinya, Timotius terus berharap agar semakin banyak orang Tai Don yang mengenal Tuhan dan belajar tentang Dia melalui firman Tuhan. Dia memimpikan suatu hari nanti orang-orang Tai Don akan memiliki Alkitab dalam bahasa mereka sendiri. Dia berkata, “Ketika terjemahan selesai, komunitas kami dapat mendengarkan Firman Tuhan di Tai Don, dan mereka akan merasakan bahwa Yesus berbicara dalam bahasa hati mereka. Alkitab tidak lagi menjadi buku asing, tetapi menjadi buku kita.”
Saat ini, populasi Tai Don di Vietnam diperkirakan sekitar 500.000. Timothy berharap Alkitab Tai Don akan mempercepat pekerjaan penginjilan dan akan lebih banyak lagi orang yang datang kepada Kristus untuk diselamatkan.
“Saat ini, umat di jemaat kami, serta banyak suku lainnya, menggunakan bahasa Vietnam untuk beribadah. Tapi kami menantikan hari ketika kami akan menggunakan Tai Don untuk berdoa, bernyanyi, dan membaca bagian Alkitab dengan suara keras di gereja. Ini pasti akan membantu menghilangkan hambatan dalam pikiran mereka yang belum percaya dan mendorong mereka untuk belajar lebih banyak tentang iman kepada Yesus Kristus,” kata Timotius.
Proyek penerjemahan Perjanjian Baru Tai Don sudah dimulai sejak bulan April 2019, dan seluruh tim telah menyelesaikan draf pertama dan melakukan pemeriksaan naskah Injil Matius, Markus dan Lukas. Sementara naskah dicek oleh tim pemeriksa, tim mengerjakan kitab Roma dan Injil Yohanes. Perjanjian Baru diharapkan selesai pada Desember 2023. Meskipun terjemahannya belum selesai, beberapa bagian sudah digunakan dalam pertemuan gereja dan ini membantu memuaskan rasa lapar umat Tuhan di Tai Don akan Firman Tuhan.