Perjalanan Satu dalam Kasih di Aimando-Padaido, di Tanah Papua pada 8-16 September yang lalu memunculkan beragam kenangan. Di balik keindahan pulau-pulau eksotik yang dikelilingi oleh lautan biru, muncullah kisah yang menginspirasi. Ke tempat ini kami hadir menjadi utusan untuk membagikan Alkitab dan komik-komik Alkitab kepada Umat Tuhan yang tinggal di daerah-daerah yang sulit dijangkau sarana transportasi dan komunikasi. Lokasinya tersebar di pulau-pulau, akses menuju ke sana hanya lewat perairan.
Pemandangan alam di Aimando Padaido sungguh menakjubkan. Pulau-pulaunya tenang, bersih dan berwarna-warni, dengan pasir putih dan hutan tropis yang lebat, menjadi latar belakang yang sempurna untuk misi kami. Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat tantangan yang siap untuk dihadapi. Gelombang besar dan angin kencang seringkali membuat perjalanan antar pulau menjadi sulit dilakukan. Dengan lingkungan yang terpisah oleh pulau-pulau akses listrik dan sinyal begitu terbatas banyak umat Tuhan di sana memiliki kesulitan akses kepada Kitab Suci. Sebagian besar disebabkan oleh cuaca laut yang ekstrim dan berbagai tantangan logistik yang menyertainya.
Sebelum berangkat menuju pulau-pulau, kami melakukan beberapa persiapan. Setiap anggota tim membawa ransel pribadinya. Kami juga melakukan pelatihan mengenai cara berkomunikasi dengan masyarakat setempat dan menghormati budaya mereka. Semua ini demi memastikan misi kami berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif.
Pagi itu, kami memulai perjalanan dari pelabuhan di Biak dengan menggunakan perahu sedang. Gelombang yang cukup besar membuat perjalanan ini terasa menegangkan, namun semangat tim tetap tinggi. Setelah beberapa jam berlayar, kami akhirnya tiba di Pulau Pai. Masyarakat di sana menyambut kedatangan kami dengan begitu hangat. Tanpa sempat beristirahat, kami langsung menuju gedung gereja untuk mempersiapkan pembagian Alkitab dan komik-komik Alkitab.
Di Pulau Pai, kami mengadakan sesi pembacaan Alkitab dan diskusi kelompok. Masyarakat terlihat antusias mendengarkan dan berbagi pendapat. Banyak anak-anak setempat belum pernah mendengar cerita-cerita di dalam Alkitab. Kami juga membagikan komik-komik Alkitab yang berisi kisah-kisah para nabi, pahlawan iman maupun kehidupan Tuhan Yesus yang diceritakan secara menarik dan dilengkapi ilustrasi yang memudahkan anak-anak mudah memahami isi cerita Kitab Suci.
Dari Pulau Pai kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Sasari. Cuaca pagi itu cerah dan cukup bersahabat. Tetapi beranjak siang gelombang laut mulai meningkat. Kami harus ekstra hati-hati saat berlayar. Setibanya di Pulau Sasari, kami disambut dengan tarian tradisional yang memukau dan mengikuti prosesi adat mereka yaitu injak piring dan penyerahan mahkota yang terbuat dari Bulu ayam Kasuari
Seperti halnya di Pai, di Pulau Sasari kami kembali membagikan Alkitab dan bacaan-bacaan rohani anak-anak. Kami pun menjelaskan pentingnya Alkitab dan bagaimana komik-komik Alkitab dapat membantu mereka memahami pengajaran iman Kristen dengan lebih baik. Sebagian besar masyarakat di Pulau Sasari hidup sebagai nelayan. Mereka menceritakan berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam menjalani kehidupan sehari-hari di Sasari. Iman dan pengharapan menjadi pendorong utama bagi mereka dalam berjuang memenuhi kebutuhan hidup. Mereka sungguh berterima kasih atas kehadiran LAI yang hadir di tempat mereka sebagai jembatan dari Tuhan dan para mitra untuk menghadirkan Kabar Baik.
Hari ketiga kami masih di Pulau Sasari. Kami memanfaatkannya untuk evaluasi dan refleksi. Kami melakukan kunjungan ke beberapa rumah di Pulau Sasari. Melihat langsung kehidupan sehari-hari masyarakat di sini memberikan kami perspektif baru. Mereka hidup dalam kesederhanaan, namun kekuatan iman mereka sangat menginspirasi. Dalam kunjungan ini, kami juga membagikan Alkitab dan komik kepada anak-anak yang sangat antusias untuk belajar.
Namun, perjalanan ternyata tidak selalu mulus. Pada hari keempat, cuaca mendadak berubah. Pagi hari air laut surut dan terpaksa kami harus menunggu air laut kembali pasang untuk kami dapat melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya. Kami belajar untuk bersabar dan beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang tidak terduga. Kami pun menghabiskan waktu dengan masyarakat setempat, berbagi kesaksian hidup dan saling menguatkan satu sama lain.
Setelah cuaca membaik, kami akhirnya dapat melanjutkan perjalanan menuju GKI Immanuel Meos Mangguandi di pulau selanjutnya. Di sini, kami bertemu dengan lebih banyak anak-anak dan orang dewasa yang ingin belajar tentang Alkitab. Kami mengadakan sesi belajar interaktif, di mana mereka dapat menggambar dan menciptakan cerita mereka sendiri berdasarkan pengajaran yang telah mereka terima.
Kegiatan ini bukan hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membangun komunitas yang lebih kuat. Masyarakat mulai mendiskusikan pentingnya berbagi pengetahuan dan dukungan satu sama lain. Ini adalah momen berharga yang mengingatkan kami bahwa meskipun kita berbeda, kita semua memiliki tujuan yang sama: hidup dalam cinta dan harapan kasih Kristus
Setelah hampir satu minggu mengunjungi pulau-pulau yang indah ini, kami akhirnya kembali ke titik awal ke Pulau Pai dan kemudian kembali ke Bosnik. Perasaan campur aduk menyelimuti kami: senang karena dapat menyelesaikan misi dengan baik, namun juga ada rasa sedih saat harus meninggalkan sahabat-sahabat yang baru dikenal.
Perjalanan ke Aimando dan Padaido bukan hanya perjalanan membagikan Alkitab dan komik-komik Alkitab. Perjalanan ini tentang membangun hubungan, berbagi cerita, dan memberikan harapan kepada mereka yang hidup dalam tantangan alam dan ketertinggalan. Masyarakat di pulau-pulau ini mengajarkan kami tentang apa artinya ketahanan dan iman yang kuat.
Kami pulang dengan hati yang penuh sukacita. Kami bertekad untuk terus mendukung mereka, meskipun terpisah oleh jarak yang jauh. Perjalanan ini menyemangati kami untuk terus teguh dalam visi bersama: Alkitab tersedia untuk semua orang. Dengan semakin banyak orang yang mendukung, kami yakin akan semakin banyak orang-orang di berbagai pelosok yang dapat merasakan Kabar Baik hadir di tengah-tengah mereka. Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang membawa mereka ke dalam hidup yang baru. (victor jun)