Tepat pada peringatan Reformasi gereja 31 Oktober, Injil dalam bahasa Kalumpang diluncurkan di daerah Kalumpang. Ibadah syukur yang dipimpin Pdt. Kalvin Barangan, Ketua Gereja Kristen Sulawesi Barat (GKSB) dihadiri oleh umat dengan penuh sukacita. LAI dan para mitra (Kartidaya dan jemaat GKI Pondok Indah) turut bersyukur atas masuknya Injil seabad lalu dan lahirnya GKSB setengah abad lalu.
Bagi masyarakat Kalumpang yang mayoritas Kristen, hari itu hari yang bersejarah. Untuk pertama kalinya mereka memegang kitab Injil dalam bahasa ibu mereka.
Pdt Barangan menegaskan, perayaan itu mengingatkan betapa kuasa Injil meneguhkan umat Tuhan untuk berjuang dan bertahan di tengah berbagai situasi yang memprihatinkan.
Yang paling kasat mata adalah ketertinggalan daerah yang sulit dijangkau dengan sinyal yang nyaris tak terdeteksi. Setiba di Mamuju, kami menempuh jalan darat yang hanya setengahnya beraspal, selebihnya berbatu-batu melalui jembatan yang menunggu saatnya rubuh.
Di medan yang serba minim inilah para penginjil, pendeta, hamba-hamba Tuhan ditantang untuk setia memberitakan Kabar Baik di pusaran arus kabar buruk. Di masa pemberontakan DI/TII, mereka bertahan untuk tetap menegakkan kehadiran Injil yang hendak dilenyapkan. Hingga kini pun, ketimpangan yang menganga lebar menjadi tantangan besar yang harus dihadapi masyarakat di daerah terabaikan ini.
Dalam suasana sukacita, LAI membagikan 6000 Perjanjian Baru bahasa Kalumpang, 60 Alkitab Edisi Studi untuk para hamba Tuhan, dan sekitar 9000 Alkitab dan komik Alkitab untuk anak. Semuanya hanya dimungkinkan oleh kemurahan Ilahi yang menggerakkan sesama umat beriman yang peduli pada saudara-saudara-Nya di berbagai pelosok negeri ini. Salah satunya jemaat GKI Pondok Indah yang mendukung program “Satu Dalam Kasih” LAI untuk warga GKSB.
Di tengah-tengah suasana sukacita itu, sungguh di luar dugaan, menjelang tengah malam 1 November 2024 kami menerima berita duka bahwa Ketua GKSB, Pdt Kalvin Barangan telah kembali kepada Pemilik-Nya. Tuhan yang memberi, Ia juga yang mengambil kembali. Yang jelas, hamba-Nya yang bersahaja ini telah menjadi alat anugerah-Nya sepanjang hidup dan pelayanannya.