Satu Dalam Kasih di Laubaleng, November 2024
Antara 14-16 November 2024 Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bersama mitranya dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kota Wisata melaksanakan program Satu Dalam Kasih (SDK) dengan mendistribusikan Alkitab di Kecamatan Laubaleng, Kabupaten Karo. Program ini menjadi momentum penting bagi jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Laubaleng untuk memperkuat iman sekaligus merawat warisan budaya melalui penggunaan Alkitab dalam bahasa Karo.
GBKP Klasis Laubaleng merupakan salah satu dari 27 klasis dalam Sinode GBKP. Jemaat-jemaatnya tersebar di empat wilayah, yaitu Kecamatan Laubaleng dan Kecamatan Mardingding di Kabupaten Karo, Kecamatan Pinem di Kabupaten Dairi, serta sebagian kecil wilayah di Kabupaten Aceh Tenggara. Dengan 27 runggun (majelis jemaat) dan 39 gereja, klasis ini melayani sekitar 3.300 kepala keluarga atau sekitar 10.000 jiwa. Sebagian besar jemaat menggunakan bahasa Karo sebagai bahasa pengantar dalam peribadahan, menjadikan Alkitab berbahasa Karo menjadi kebutuhan mendesak.
Melalui program Satu Dalam Kasih tahun ini di Laubaleng, LAI membagikan berbagai jenis Alkitab dan bahan bacaan rohani, meliputi 980 eksemplar Alkitab Terjemahan Baru edisi dua untuk dewasa, 1.060 eksemplar untuk anak, 37 eksemplar Alkitab Edisi Studi untuk pendeta, 3.000 eksemplar Alkitab Bahasa Karo (Pustaka Sibadia), serta 660 eksemplar komik untuk anak-anak Sekolah Minggu.
Antusiasme dan Harapan Pemimpin Gereja.
Pdt. Sejahtra Jonathan Meliala, pemimpin jemaat di Klasis Laubaleng, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran Alkitab SDK yang mencakup Alkitab terjemahan baru edisi 2, Alkitab anak-anak, komik Alkitab, dan Pustaka Sibadia dalam bahasa Karo. “Kami berharap generasi muda di Klasis Laubaleng semakin rajin membaca Alkitab. Firman Tuhan yang hadir dalam bahasa ibu lebih mudah dipahami dan menyentuh hati,” ungkapnya.
Lebih jauh, Pdt. Jonathan juga menyoroti tantangan yang dihadapi jemaat, terutama saat musim kemarau panjang yang menyebabkan kegagalan panen. Situasi ini berpengaruh pada semangat jemaat untuk hadir dalam ibadah Minggu, khususnya kaum pria, yang tingkat kehadirannya hanya mencapai 40 persen.
Pdt. Debora Rachelina Stefani Simanjuntak dari GKI Kota Wisata, yang turut serta dalam distribusi, menekankan pentingnya Pustaka Sibadia dalam mendekatkan Firman Tuhan kepada jemaat. “Alkitab dalam bahasa ibu memiliki kekuatan yang lebih kuat dalam menyentuh hati. Selain memperkuat iman, ini juga menjadi upaya merawat bahasa Karo sebagai kekayaan budaya yang diwariskan kepada generasi mendatang,” katanya.
Pdt. Debora juga mengungkapkan bahwa kehadiran Alkitab dalam bahasa Karo dapat membantu umat mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, bukan sekadar melanjutkan iman sebagai warisan keluarga.
Meski umat Tuhan di Laubaleng sangat membutuhkan Alkitab dalam Bahasa Karo, namun distribusi Alkitab ini juga mengungkap pergumulan yang dihadapi jemaat. Vikaris Amos Ginting dari GBKP Laugarut menyampaikan bahwa kepemilikan Pustaka Sibadia di wilayahnya begitu minim. “Hanya ada satu Alkitab yang tersedia di gereja kami,” ujarnya.
Melihat kondisi ini, program SDK berupaya menjawab kebutuhan tersebut dengan mendistribusikan Alkitab secara merata, sehingga setiap jemaat dapat memiliki akses langsung ke Firman Tuhan.
Untuk meningkatkan kehadiran kaum pria dalam ibadah, tugas besar bagi peran Mamre, badan pengurus pelayanan kategorial untuk kaum pria di GBKP Klasis Laubaleng. Dengan motto “Mamre Erdiate, Mamre Erpemere” (empati dan memberi sesuai kebutuhan), Mamre diharapkan mampu merumuskan program-program yang relevan untuk menghidupkan semangat beribadah.
Penyerahan Alkitab dan bacaan-bacaan Rohani anak ini tidak hanya memberi manfaat langsung bagi jemaat-jemaat Tuhan di Laubaleng, tetapi juga membuka harapan agar program serupa menjangkau wilayah lain di Tana Karo maupun di Indonesia. Pdt. Jonathan menyampaikan aspirasi agar lebih banyak klasis dan jemaat GBKP merasakan kehadiran program SDK.
“Dengan program ini, kami yakin jemaat akan semakin tekun membaca Alkitab. Firman Tuhan yang diterima dalam bahasa mereka sendiri akan memberikan pengaruh besar dalam kehidupan iman,” pungkas Pdt. Jonathan.
Program Satu Dalam Kasih di Laubaleng menjadi bukti nyata bahwa melalui kolaborasi antara LAI dan mitra-mitranya Firman Tuhan mampu hadir dan menjangkau hingga pelosok negeri. Kehadirannya memperkuat iman, sekaligus menjaga warisan budaya lokal. Semangat ini terus digelorakan, dengan harapan semakin banyak jiwa yang disentuh oleh kasih Tuhan. (perlando)