Lahirnya Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies) dilandasi oleh warisan kesetiaan, keberanian dan pengorbanan. Di bulan Mei 1946, belum genap satu tahun senjata-senjata dari Perang Dunia II dikandangkan, perwakilan Lembaga-lembaga Alkitab dari 13 negara berkumpul di Elfinsward, sebuah pusat retret di Haywards Heath, Inggris. Negara-negara mereka sebelumnya berperang satu sama lain dan beberapa di antara anggota delegasi yang hadir menjalani penderitaan panjang di penjara atau kamp-kamp konsentrasi. Tetapi mereka sama-sama tidak pernah kehilangan iman mereka, dan terus berpegang pada kata-kata pengharapan dalam Kitab Suci.

Sebelum Perang Dunia II pecah, lembaga-lembaga Alkitab sesungguhnya telah beberapa kali bertemu, berdiskusi dan ingin menjalin kerja sama. Penderitaan akibat perang memperkuat tekad mereka untuk menyatukan hati dan visi.

“Saat ini tidak ada banyak harapan yang tersedia di dunia, namun sangat banyak harapan yang tersimpan di dalam Alkitab,” kata Uskup Eivind Berggrav, wakil delegasi dari Norwegia, yang menghabiskan sebagian waktunya selama perang di sel isolasi. “Kedamaian dan harapan adalah dua kata kunci di dalam Alkitab, dan sekarang dunia bertanya bagaimana kita bisa menemukan jalan menuju masa depan yang baru.”

Pada 9 Mei 1946, tergerak oleh kebutuhan dunia yang besar akan Firman Tuhan dan harapan akan adanya sebuah persekutuan bersama umat kristiani yang berjuang menyebarkan firman Tuhan tersebut, lembaga-lembaga Alkitab menyetujui bersama pembentukan United Bible Societies (UBS). Uskup Eivind Berggrav terpilih sebagai Presiden pertama UBS.

Selama bertahun-tahun, semakin banyak Lembaga-lembaga Alkitab lahir dan bergabung dengan pelayanan UBS. Hari ini, sekitar 150 lembaga Alkitab bekerja di lebih dari 240 negara dan teritorial untuk mewujudkan Alkitab, firman Allah yang memberi hidup tersedia untuk semua orang.

Ketika hari ini seluruh keluarga besar Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia merayakan kembali Hari Doa UBS, kita perlu mengingat pernyataan Pdt. Dr. J. Krenek, utusan Lembaga Alkitab Czechoslovakia pada pertemuan 9 Mei 1946, “Kerinduan jiwa manusia yang terdalam adalah untuk melakukan hal-hal yang positif, melakukan kebaikan, sesuatu yang berharga bagi kehidupan. Tidak ada buku selain dari Alkitab yang dapat menjawab kerinduan terdalam itu.“

Sungguh berbahagia kita semua yang dipercaya Allah menjadi mitra kerjanya, menjadi jembatan menjawab kerinduan terdalam umat manusia tersebut. Menghadirkan Alkitab untuk Semua. Dari Indonesia hingga ke ujung bumi. Dari hari ini hingga Tuhan datang kembali.

Salam Alkitab untuk semua.