Secara periodik hampir seminggu sekali saya menerima pertanyaan dan masukan tentang terjemahan Alkitab. Dari soal arti kata-kata dalam Alkitab, perbandingan dengan bahasa lain, sampai usulan perlunya LAI mengeluarkan fatwa tentang penggunaan Alkitab cetak.
Semua pertanyaan umat tentang Alkitab menunjukkan kesungguhan dan keseriusan dalam upaya untuk bertemu dengan Tuhan dan menemukan hidup damai sejahtera.
Salah satu mandat LAI yang harus diemban adalah Advokasi Alkitab. Yaitu mengupayakan agar bebagai pertanyaan tentang Alkitab mendapatkan jawaban yang pasti. Dengan kata lain advokasi adalah juga memberikan advis atau nasihat menyangkut seluk beluk keberadaan Alkitab.
Lembaga Alkitab di negeri lain, praktik advokasinya berbeda-beda. Di Lembaga Alkitab Israel yang hanya memiliki 5 staf dan melayani 2 persen penduduk Israel yang beragama Kristen, bentuk advokasinya bahkan sampai kepada menangani rekonsiliasi konflik di kalangan anak-anak.
Secara kebetulan siang ini dalam rapat Bible Mission Banquet di Singapore Bible Society saya duduk bersebelahan dengan Mrs Diana Katanacho, seorang Arab Palestina yang saat ini menjabat sebagai General Director The Bible Society in Israel. Dia banyak ceritera tentang Advokasi di negerinya.
Lembaga Alkitab Israel yang sudah berusia 200 tahunan - jauh sebelum negeri Israel ada - menjalankan mandat advokasi, ministry dan Bible engagement yang sangat tidak mudah. Di tengah kemelut politik dan keamanan negeri, lembaga Alkitab Israel terus bertahan utamanya dengan menjalankan tiga layanan di atas.
Kembali kepada advokasi Alkitab dalam konteks Indonesia, tantangan sekaligus peluang terbesar adalah agar wujud Oikoumene di kalangan Gereja di Indonesia tetap nyata dalam pemakaian Alkitab yang sama.
Denominasi Gereja di Indonesia yang terdaftar di Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama ada 324 denominasi. Dengan memakai Alkitab yang sama, maka sesungguhnya kebersatuan Gereja sungguh nyata. Ut Omnes umum Sint - biarlah semua menjadi satu - sudah mewujud walau belum sepenuhnya.
LAI sebagai lembaga milik semua Gereja sangat terbuka dan sukacita untuk bersama-sama Gereja terus menjaga kebersatuan ini melalui berbagai advokasi Alkitab. Seminar, lokakarya, diskusi, dan berbagai bentuk pembelajaran Alkitab lain dapat menjadi ajang advokasi kepada umat.
Dengan telah ditandatanganinya MOU LAI dengan Sinode-sinode Gereja dan Lembaga-lembaga Pendidikan Kristen, maka mandat Advokasi Alkitab menjadi salah satu pekerjaan rumah bersama.
Sigit Triyono (Sekum LAI)
Salam Alkitab Untuk Semua.