Simei adalah kerabat Saul, Raja Israel yang digantikan oleh Daud. Catatan tentang dirinya yang dikenal adalah ketika ia mengutuk Daud saat melarikan diri dari Absalom. Luapan emosi Simei ini dilatarbelakangi atas peristiwa kematian Saul dan naiknya Daud sebagai Raja Israel. Perasaan sedih dan rasa kehilangan atas kematian Saul menimbulkan kebencian yang besar sehingga Ia berani mengutuki Daud. Sikapnya ini menunjukkan bahwa ia tidak lagi menghormati Daud sebagai rajanya dan sebagai orang yang diurapi Tuhan.
Ketika Daud kembali menjadi Raja, Simei ketakutan dan meminta pengampunan dari Daud. Iapun memperoleh pengampunan atas perbuatannya, namun hal itu tidak memastikan bahwa ia betul-betul menyadari kesalahan yang telah ia lakukan dan kebenciannya terhadap Daud dan keluarganya telah hilang. Keputusan Salomo yang memintanya tinggal di Yerusalem dan menetap disana adalah bagian dari langkah antisipatif mencegah munculnya peristiwa lain yang mengganggu ketentraman bangsa Israel, sekaligus untuk melihat sejauh mana kepatuhan Simei pada perintah Raja. Diakhir perikop ini, kita membaca bahwa Simei ternyata melanggar perintah raja dan ia akhirnya menerima hukuman atas ketidakpatuhannya tersebut.
Sahabat Alkitab, para pemimpin adalah wakil Tuhan yang ada di dunia ini. Ketaatan kepada pimpinan beberapa kali diajarkan di dalam Alkitab (Rm 13:1-7; Ef 6:5-8). Perasaan kecewa, marah atau benci karena kesalahan/kekeliruan yang dilakukan oleh pemimpin bukan sebuah pembenaran bagi kita untuk mengeluarkan kata-kata penghinaan apalagi kutukan seperti yang dilakukan oleh Simei. Daripada melakukan hal yang demikian, adalah lebih baik mendoakan para pemimpin kita agar mereka juga diberikan hikmat sehingga mampu memimpin sesuai dengan kehendak Tuhan. Kiranya kita diberi kerendahan hati untuk menghormati para pemimpin kita.
Salam Alkitab untuk semua.