Kepedulian dan rasa cinta yang dimiliki Nehemia terhadap Yerusalem bukanlah sekedar patriotisme tapi juga terdapat dimensi iman di dalamnya. Bahkan keberimanan inilah yang menjadi motivasi utama Nehemia untuk memberanikan diri menyampaikan kepada raja tentang keinginannya membangun tanah nenek moyangnya yang sudah menjadi puing-puing. Membangun kembali Yerusalem artinya adalah membangun spiritualitas keberagamaan. Inisiatif dan keberanian ini dilengkapi dengan persiapan yang matang. Selain meminta legalitas dari raja Artahsasta (dengan surat-surat dari raja), Nehemia juga melakukan observasi (13-15) untuk menjadi acuan yang relevan dalam perencanaan pembangunannya.
Sahabat Alkitab, kita tahu bahwa bangsa kita sedang tidak baik-baik saja. Melalui kisah Nehemia, kita dapat belajar bahwa inisiatif dan keberanian yang didasari oleh iman kita kepada Tuham, akan menuntun kita untuk mengambil sikap dan tindakan yang terbaik. Tantangan selalu ada (19), namun dengan persiapan yang dimiliki itu tidak akan menciutkan niat kita. Sebagai umat di masa kini, kita dipanggil untuk bersedia mengambil bagian dalam pembangunan/restorasi bangsa. Mulai dari intoleransi, ketidakadilan, kemiskinan, sampai pandemi, semua itu menjadi tantangan bagi kita saat ini. Karena ketidakpedulian adalah bentuk lain dari kejahatan.
Salam Alkitab Untuk Semua.