Proses undian ini sesungguhnya memiliki nilai yang sangat penting, tidak hanya untuk orang Israel tetapi juga bagi Saul. Tuhan menunjukkan kepada mereka bahwa meskipun mereka menolak kepemimpinan Tuhan, namun Ia tidak membiarkan orang Israel berjalan hanya dengan mengandalkan pemikiran mereka. Inilah bentuk lain dari kasih Tuhan yang mewujud bagi orang Israel, sekaligus menjadi bentuk otoritas Tuhan yang berlaku atas mereka. Bagi Saul, proses pemilihan ini pun menjadi penegasan bahwa memang Tuhanlah yang menetapkannya menjadi raja atas Israel.
Kualitas diri Saul sebagai orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja pertama bagi Israel sesungguhnya sudah terlihat sejak momen pemilihannya. Pada saat ada sekelompok orang yang menolak Saul dengan menganggap rendah kemampuannya, Saul dapat bersikap bijaksana dan mampu menunjukkan pengendalian diri yang sangat baik. Alih-alih merespons dengan penuh amarah dan arogan, Saul justru memilih untuk menganggapnya sebagai angin lalu. Sikap ‘pura-pura tuli’ yang dilakukan Saul terhadap orang-orang itu menunjukkan bahwa ia mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi sebuah persoalan dan memilih untuk memberikan perhatiannya kepada hal yang lebih penting. Hal ini pun akan terbukti pada perikop berikutnya.
Sahabat Alkitab, sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus, kita mengimani bahwa keberadaan kita saat ini bukanlah secara kebetulan. Ada rancangan damai sejahtera yang Tuhan sediakan bagi kita. Namun, hal ini bukan berarti hidup kita juga tanpa tantangan dan gangguan. Kisah Saul pun sudah menunjukan bahwa bagi orang yang ditetapkan menjadi raja pertama bagi Israel, Saul tetap mengalami gangguan dan tantangan di tengah jalan hidup yang sudah Tuhan sediakan tersebut. Namun, Saul mampu menunjukkan kualitas dirinya sebagai orang yang dipilih Tuhan. Sekarang, kita pun memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kualitas hidup sebagai umat Tuhan. Kita perlu menyadari bahwa kehadiran kita sebagai umat Tuhan tidak terjadi secara kebetulan melainkan bagian dari rancangan Tuhan sehingga sudah semestinya bagi kita untuk menjalani hidup dengan menghasilkan kualitas diri yang sejati sebagai umat-Nya.