Kesedihan dan kepedihan hidup seringkali datang menghampiri kita. Kita tidak memiliki kuasa untuk mengelak. Namun satu hal yang pasti adalah dalam iman kepada Tuhan sesungguhnya kita diteguhkan dalam langkah kaki yang tegap untuk senantiasa mengharapkan pertolongan-Nya sehingga persoalan, kesedihan, serta kepedihan tersebut dapat kita lalui dengan baik dalam kehidupan.
Keyakinan iman tersebut juga tercermin dalam seruan pemazmur di bacaan kita kali ini. Dengan penuh keteguhan hati, ia berseru kepada Allah. “Ya Allah, lepaskanlah aku, TUHAN segeralah menolong aku!”, demikianlah seruan pemazmur yang sebaiknya kita artikan sebagai kepercayaan penuh kepada-Nya. Dalam keterhimpitannya, pemazmur tahu bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang dapat diandalkan sehingga ia tidak ragu mengajukan permohonan kepada Allah. Bahkan termasuk permintaan agar mereka yang hendak mencabut nyawanya dapat dipermalukan dan mendapat cela.
Berbeda dengan nasib para penindasnya, sang pemazmur yang merepresentasikan orang benar akan bergembira dan bersukacita karena TUHAN. Mereka adalah orang-orang yang selalu bersandar kepada Allah dan mendambakan keselamatan dari-Nya. Pada akhirnya pemazmur yakin bahwa hanya Tuhan lah yang menjadi sumber pertolongan-Nya. Itulah yang dibutuhkan oleh segenap orang percaya dalam menjalani kehidupan.
Sahabat Alkitab, marilah dengan teguh datang kepada Allah sang sumber kehidupan. Terutama saat kita tengah berbeban berat. Ketika didera pergumulan serta kesedihan yang begitu berat, kita cenderung merasa begitu kesepian. Namun yakinlah bahwa Allah senantiasa hadir serta menolong kita untuk melewati segala sesuatunya. Asalkan kita betul-betul berseru kepada-Nya serta menjadi orang yang benar di hadapan Allah.