Pada saat kita berada pada sebuah situasi hidup yang menuntut kita untuk mempertahankan diri, sebagian besar perhatian cenderung tertuju hanya kepada diri sendiri. Hal ini tentu merupakan kecenderungan yang sangat dapat dipahami dan sangat manusiawi. Namun, sebagai makhluk yang menjalani hidupnya terhubung dengan makhluk lainnya, kita pun tidak dapat hanya memikirkan kepentingan dan kebutuhan diri sendiri. Kita pun sudah menemukan banyak contoh konkret mengenai tindakan mempertahankan diri yang hanya mengutamakan diri sendiri, namun merugikan banyak pihak mulai dari kerusakan lingkungan hingga ketimpangan hidup manusia secara keseluruhan. Itulah mengapa, menjalani hidup sebagai manusia juga perlu mengingat hidup sesamanya.
Penulis surat Yudas juga mengingatkan jemaatnya agar mengupayakan pertumbuhan iman mereka, tidak hanya secara personal melainkan juga secara komunal. Mereka diajar untuk saling memperhatikan dan saling mendukung agar mengalami pertumbuhan bersama. Penulis surat Yudas menganjurkan belas kasih sebagai bagian dari aksi pertumbuhan iman mereka. Artinya, pertumbuhan dan perkembangan kualitas iman mereka sebagai umat Tuhan tidak hanya terjadi dalam hubungan eksklusif antara diri sendiri dengan Tuhan, tetapi juga terjadi dalam hubungan komunitas ketika mereka dapat saling menjaga. Dengan kata lain, pertahanan diri mereka sebagai umat Tuhan yang terus bertumbuh justru terjadi ketika mereka dapat saling memperhatikan dan melindungi, bukan dengan cara yang egois maupun narsis.
Bertahan dengan iman untuk menghadapi beragam dinamika kehidupan tidak berarti menjadikan kita sebagai satu-satunya sentra fokus kasih Tuhan. Secara lebih khusus, kita tidak dapat menikmati kasih Tuhan secara narsis. Memang benar, iman kita bertumbuh di dalam kasih Tuhan. Namun, hal itu tidak sama artinya dengan kita menganggap bahwa kasih Tuhan hanya untuk kita sendiri dan pantas untuk kita nikmati secara eksklusif. Wejangan dari surat Yudas ini justru telah mengingatkan kita bahwa pertumbuhan iman kita di dalam kasih Tuhan secara efektif terjadi pada saat kita mampu menghidupi kasih tersebut bagi orang lain di sekitar kita. Artinya, iman kita sebagai umat Tuhan akan semakin bertumbuh pada saat kita mampu menghadirkan kuasa kasih Tuhan yang menghidupkan.