Sahabat Alkitab, kita perlu berhati-hati terkait cara kita menjalani kehidupan sebagai umat Tuhan. Pasalnya, mengacu pada tulisan surat Yudas ini, kita telah diberikan peringatan bahwa kefasikan merupakan wujud dari manusia-manusia yang tidak hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Artinya, sebagai umat Tuhan kita tidak semestinya menghasilkan segala bentuk sikap hidup yang membawa perselisihan dan perpecahan di berbagai ruang lingkup kehidupan di mana kita berada. Justru, sebagai umat yang hidup dalam pimpinan Roh Kudus kita idealnya menjadi agen perdamaian dan rekan kerja Tuhan untuk menghadirkan berkat-berkat-Nya.
Terdapat banyak cara bagi kita untuk mengejawantahkan sikap hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus. Tulisan dari surat Yudas ini pun semakin menambah bekal bagi kita agar mampu mewujudkan tanggung jawab iman tersebut, yakni melalui pengendalian terhadap segala bentuk hawa nafsu. Ketidakmampuan dalam mengendalikan hawa nafsu itulah yang menyebabkan seseorang dapat bertindak tanpa mempedulikan lagi dampak dari tindakannya terhadap orang lain dan tidak lagi menganggap penting nilai moral serta spiritual melalui setiap tingkah lakunya.
Pada masa sekarang, nampaknya bukanlah sesuatu yang sulit untuk menemukan beragam bentuk perpecahan, entah di tengah lingkungan masyarakat luas, lingkungan kerja, keluarga bahkan di dalam komunitas umat Tuhan. Banyak pihak yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, entah untuk mendominasi orang lain, memaksakan kehendaknya, maupun merendahkan sesama dengan cara pandangnya yang bias. Itulah mengapa, pesan firman Tuhan yang muncul dari surat Yudas ini menjadi hal yang sangat relevan untuk kita gumuli ke dalam diri sendiri. Kita perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam arus hawa nafsu pribadi hingga secara tanpa sadar justru bertindak menjauhi Roh Kudus. Padahal, menjalani hidup tanpa Roh Kudus sungguhlah berbahaya dan berujung malapetaka, yang berdampak kepada diri sendiri bahkan kepada orang lain.