Sahabat Alkitab yang dikasihi Tuhan, bacaan yang baru saja kita baca merupakan bagian kisah yang diceritakan ulang di Kitab Ulangan terkait proses pemberian Hukum Tuhan melalui Musa kepada umat-Nya, Israel. Sangat penting untuk kita cermati bahwa pemberian hukum tersebut diawali dengan perintah untuk mentaati hukum-hukum tersebut (ay. 1-2). Perintah untuk taat tersebut pun diulangi beberapa kali di dalam pasal ini (ay. 5, 14, dan 40). Tentu pengulangan ini bukan tanpa maksud. Hal ini ditekankan berulang-ulang untuk benar-benar mengingatkan umat Israel bahwa perjanjian antara Allah dan umat itu berlaku timbal balik. Allah mengambil suatu bangsa untuk dikhususkan menjadi umat-Nya (ay. 34); Ia menunjukkan belas kasihan dan kasih setia dalam rangka memenuhi perjanjian-Nya (ay. 31); bahkan Ia pun senantiasa melindungi umat-Nya (ay. 38). Dari pihak umat, yang perlu mereka tunjukkan untuk tetap berada di dalam ikatan perjanjian tersebut adalah dengan mentaati hukum-hukum yang Ia telah sediakan.
Tentunya hukum-hukum tersebut bukanlah hukum sembarangan. Hukum tersebut juga adalah bagian dari upaya Tuhan memelihara dan melindungi umat yang telah Ia pilih tersebut. Jika dibandingkan dengan hukum-hukum bangsa sekitar, hukum yang telah disediakan oleh Tuhan ini justru merupakan hukum yang adil. Ayat 8 berkata: “Dan bangsa besar manakah yang mempunyai hukum-hukum yang begitu adil seperti hukum-hukum yang saya ajarkan kepadamu hari ini?” atau dalam TB “Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?” Misalnya, hukum-hukum di bangsa-bangsa lain melakukan penerapan yang berbeda tergantung dengan status sosial seseorang di dalam masyarakat. Jadi untuk pelanggaran yang sama, hukuman yang diterapkan tergantung status sosial pelanggarnya. Semakin tinggi status sosialnya, hukumannya akan semakin ringan.
Memandang hukum-hukum Tuhan sebagai upaya pemeliharaan Tuhan inilah yang nampaknya perlu kita lakukan kini. Kita mungkin kerap kali menyikapi hukum-hukum tersebut sebagai aturan-aturan kaku yang mengikat dan membatasi ruang hidup kita. Mungkin jarang kita dapat merenunginya sebagai upaya Tuhan dalam menyediakan berbagai fondasi hidup kita untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik dan sejahtera (ay.40). Semoga Tuhan
menolong kita.
Salam Alkitab Untuk Semua