Musa harus menerima kenyataan pahit, yaitu tidak diizinkan masuk ke tanah Kanaan. Akibat emosinya karena orang Israel, ia bertindak tak sesuai perintah Tuhan. Musa masih berusaha memohon belas kasihan Tuhan agar diizinkan masuk Kanaan. Tapi, Jawab Tuhan: “Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku!” (ay.26). Seolah-olah Tuhan begitu kejam dan begitu tega? Musa yang hatinya lembut (Bil 12:3) Juga tidak dapat merubah konsisten Tuhan dan Tuhan punya cara sendiri untuk menyatakan kasih-Nya kepada Musa.
Fakta bahwa Musa tidak mati begitu saja seperti orang-orang yang memberontak di padang gurun, ada hal misterius di balik kematian Musa (Ul 34:6, Yud 1:9). Meski kita tidak tahu apa misteri itu, tetapi kita bias melihat bahwa Tuhan memberi perlakuan spesial pada Musa, meski ia tidak bisa masuk Kanaan. Peristiwa Musa ini juga menunjukkan hakikat seorang pemimpin dituntut menjadi teladan. Ketika Musa tidak bisa memberikan teladan dalam ketaatan, ia gagal. Bangsa Israel yang hatinya tidak selembut musa dan dosanya lebih besar dari Musa, masuk ke tanah Kanaan. Itu merupakan anugerah Tuhan. Tuhan tidak kejam, tapi Ia adalah Allah yang konsisten dan punya cara sendiri untuk menyatakan kasih-Nya.
Galatia 2:20 Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Salam Alkitab Untuk Semua