Segala tindakan yang kita pilih dan lakukan pasti datang dengan konsekuensi tersendiri. Sebagai orang beriman, kesadaran akan konsekuensi diletakkan pada kesesuaiannya dengan segala firman, kehendak, serta keteladanan-Nya. Meskipun demikian ketika kita hidup dalam Tuhan pun tetap ada tantangan tersendiri. Orang fasik selalu ada dan menjadi rintangan yang tidak kecil. Mereka merongrong dengan begitu ganasnya, menyatakan ketidaksukaan terhadap pilihan hidup orang percaya, serta mempertontonkan cara hidup yang begitu berlawanan dengan ketetapan Tuhan.
Pemazmur dalam ayat yang kita baca memohon perlindungan Allah dari orang-orang fasik. Ia terdesak oleh musuh-musuh yang mengejarnya. Hanya Tuhan saja yang menjadi sumber pertolongan dalam kasih setia-Nya. Ia yakin bahwa Tuhan tidak akan mempermalukannya, justru orang-orang fasik lah yang akan dipermalukan.
Perlindungan terjadi pada orang-orang yang takut dan setia kepada-Nya. Itulah keniscayaan yang juga menjadi kesaksian bagi orang-orang percaya di sepanjang sejarah. Allah seperti menyembunyikan orang-orang yang setia kepada-Nya dalam naungan wajah Tuhan sendiri. Ia melindungi dan menyembunyikan mereka dari persekongkolan jahat yang hendak mengancam sang orang benar. Atas perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar dan ajaib itu, pemazmur mengajak seluruh umat Tuhan untuk turut serta dalam arak-arakan pujian serta penyembahan kepada Tuhan lewat seluruh kehidupannya.
Sahabat Alkitab, marilah menjalani hidup kita dengan bijaksana. Dunia memang menawarkan berbagai pilihan yang memberi jalan pintas serta kenikmatan sesaat, tetapi Allah dalam firman-Nya menuntun kita untuk hidup seturut kehendak-Nya. Meskipun itu berarti kita harus berhadapan dengan nilai yang berbeda dan tentangan dari banyak orang di sekeliling kita yang hendak menjerumuskan pada kefanaan hidup. Jika kita tetap berada dalam ketertundukan kepada-Nya, maka Tuhan akan senantiasa menunjukkan perlindungan serta pertolongan-Nya. Segala pergumulan kehidupan dihadapi dalam pertolongan tersebut.