Pekerjaan seuran pertobatan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis mendapatkan sambutan dengan antusiasme yang cukup tinggi dari orang banyak. Dicatat bahwa ada banyak orang yang bersedia untuk dibaptis oleh Yohanes. Namun, mengapa Yohanes justru menolak mereka? Padahal, pada bagian sebelumnya Yohanes sendirilah yang mengundang orang banyak untuk memberikan diri mereka mengalami baptisan tersebut?
Penolakan itu dilontarkan Yohanes karena banyak orang yang ingin dibaptis hanya menganggap baptisan itu sebagai sebuah formalitas ritus yang tidak bermakna. Padahal, seperti yang sudah diserukan oleh Yohanes pada ayat-ayat sebelumnya bahwa baptisan yang akan dia layankan merupakan tanda dari kesediaan orang untuk memasuki hidup yang menyambut kehadiran Tuihan atau sebagai tanda orang yang mau membangun keitniman hidup bersama Tuhan. Itulah mengapa, setiap orang yang bersedia dibaptis juga bersedia untuk mengupayakan pertobatan dalam hidupnya.
Namun, ternyata banyak orang yang tidak menghiraukan seruan pertobatan tersebut. Mereka ingin merasakan baptisan tanpa mengubah hidupnya. Itulah mengapa, Yohanes memberikan teguran yang sangat keras kepada orang-orang Yahudi yang merasa menjadi anggota tetap komunitas Allah. Mereka menyangka garis keturunan yang mereka dapatkan dari Abraham-Ishak-Yakub telah memberikan mereka jaminan tetap untuk mengalami hidup dan keselamatan dari Tuhan. Yohanes dengan tegas berkata, “hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan.”
Setiap orang yang ingin bertobat dan telah menyampaikan keputusan itu di hadapan Tuhan perlu menunjukkan sikap nyata sebagai bukti keseriusan pertobatannya. Setelah hari kemarin kita mendapatkan nilai dari sebuah pertobatan berdasarkan seruan dari Yohanes Pembaptis, sekarang kita dapat belajar mengenai pentingnya aksi nyata dari pertobatan. Hal ini karena pertobatan adalah keputusan untuk mengubah kehidupan, bukan kumpulan kata yang dideklarasikan. Itulah mengapa, setiap keputusan pertobatan harus, tidak bisa tidak disertai perubahan perilaku yang nyata.