Pada bagian ini, untuk sekali lagi, penulis injil Lukas menegaskan perihal status dan identitas Yesus Kristus. Dia menunjukkan bahwa Yohanes Pembaptis tidaklah lebih mulia dari Yesus dan pekerjaan serta dampak pekerjaan keduanya tidaklah dapat disetarakan. Itu sebabnya, Yohanes Pembaptis mengukuhkan kemuliaan Yesus Kristus dengan cara menegaskan status dirinya di hadapan Yesus. Yohanes berkata, “…Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.”
Selain menekankan identitas, status dan pekerjaan dari Yesus Kristus dibanding dirinya sendiri, Yohanes Pembaptis juga sedang menekankan kepada para pendengar tentang pentingnya menghasilkan perubahan hidup. Ia begitu mendorong umat untuk segera melakukan pertobatan sebagai bentuk persiapan untuk menyambut hadirnya sang Juruselamat, sosok yang akan memberikan baptisan Roh Kudus bagi mereka. Dampak dari pembaptisan dengan Roh Kudus berarti setiap orang percaya mendapatkan bimbingan untuk menjalani hidup dalam pimpinan Roh Kudus. Setiap orang yang menjalani hidupnya sebagai umat yang dipimpin oleh Roh Kudus pun tidak akan mungkin menyia-nyiakan seluruh kesempatan hidup yang Tuhan berikan maupun merendahkan aksi pertobatan yang begitu penting dalam kehidupan beriman.
Yohanes Pembaptis memberikan gambaran dengan cukup jelas mengenai standar kualitas yang dimiliki oleh sang Mesias, bahwa Ia akan membersihkan tempak pengirikan untuk memisahkan gandum dari debu-debu yang semestinya dibakar habis. Standar kualitas itu pun bukan untuk mendiskriminasi melainkan sebagai upaya menghasilkan dunia yang berubah dan berbuah sesuai dengan kehendak Tuhan. Semua pesan ini pun selaras dengan berita pertobatan dan baptisan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis.
Sahabat Alkitab, dari seluruh pesan ini kita semakin melihat bagaimana kesiapan umat Tuihan yang menyambut kehadiran sang Juruselamat sangatlah penting, yakni agar dapat membangun hidup yang sesuai dengan standar kualitas hidup tersebut. Kita harus mampu membangun kualitas hidup dan menjaganya tetap sesuai dengan standar hidup sebagai umat yang dipimpin oleh Roh Kudus.