Narasi ini telah menunjukkan bahwa pada dasarnya memang Tuhanlah yang memegang kendali dalam kehidupan seluruh orang Israel, entah para umat maupun para imam dan pemimpin seperti Musa. Bahkan, pada saat ada dua orang yang tidak menghadiri pelantikan para tua-tua yang akan bertugas mendampingi Musa dalam menjalankan tugas kepemimpinan di tengah-tengah orang Israel, Eldad dan Medad pun masih tetap diurapi oleh Roh Tuhan hingga mereka dikenali mengalami sebuah ‘kepenuhan seperti nabi’. Peristiwa ini pun menjadi titik sejarah bagi perjalanan kehidupan bangsa Israel, secara khusus terkait model kepemimpinan di antara mereka.
Pemberian Roh kepada para tua-tua ini pun bertujuan agar tugas kepemimpinan bagi bangsa Israel dapat berjalan dengan efektif. Catatan bahwa Tuhan mengambil sebagian dari Roh-Nya yang ada pada Musa untuk kemudian ditaruh juga kepada para tua-tua merupakan tanda bahwa mereka menjalankan tugas kepemimpinan tersebut dalam semangat, visi-misi, dan ikatan yang sama di dalam Roh Tuhan. Artinya, mereka semestinya menjalani proses yang saling membangun dan menguatkan untuk menghasilkan kepemimpinan yang sehat, bukan justru berusaha saling mendominasi apalagi saling menyingkirkan.
Catatan ini pun perlu untuk kita jadikan dasar pemaknaan mengenai proses pelaksanaan pelayanan di dalam tubuh Kristus, tepatnya dalam kehidupan bergereja. Setiap orang yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam hidup pelayanan di gereja semestinya menyadari bahwa mereka perlu menjalankannya dalam semangat, visi-misi dan ikatan yang sama di dalam Roh Tuhan. Kita tidak boleh menciptakan celah yang justru dapat diisi oleh perpecahan, persengketaan kekuasaan maupun pengejaran agenda pribadi di dalam hidup berkomunitas sebagai Tuhan
Narasi ini telah menunjukkan bahwa pada dasarnya memang Tuhanlah yang memegang kendali dalam kehidupan seluruh orang Israel, entah para umat maupun para imam dan pemimpin seperti Musa. Bahkan, pada saat ada dua orang yang tidak menghadiri pelantikan para tua-tua yang akan bertugas mendampingi Musa dalam menjalankan tugas kepemimpinan di tengah-tengah orang Israel, Eldad dan Medad pun masih tetap diurapi oleh Roh Tuhan hingga mereka dikenali mengalami sebuah ‘kepenuhan seperti nabi’. Peristiwa ini pun menjadi titik sejarah bagi perjalanan kehidupan bangsa Israel, secara khusus terkait model kepemimpinan di antara mereka.
Pemberian Roh kepada para tua-tua ini pun bertujuan agar tugas kepemimpinan bagi bangsa Israel dapat berjalan dengan efektif. Catatan bahwa Tuhan mengambil sebagian dari Roh-Nya yang ada pada Musa untuk kemudian ditaruh juga kepada para tua-tua merupakan tanda bahwa mereka menjalankan tugas kepemimpinan tersebut dalam semangat, visi-misi, dan ikatan yang sama di dalam Roh Tuhan. Artinya, mereka semestinya menjalani proses yang saling membangun dan menguatkan untuk menghasilkan kepemimpinan yang sehat, bukan justru berusaha saling mendominasi apalagi saling menyingkirkan.
Catatan ini pun perlu untuk kita jadikan dasar pemaknaan mengenai proses pelaksanaan pelayanan di dalam tubuh Kristus, tepatnya dalam kehidupan bergereja. Setiap orang yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam hidup pelayanan di gereja semestinya menyadari bahwa mereka perlu menjalankannya dalam semangat, visi-misi dan ikatan yang sama di dalam Roh Tuhan. Kita tidak boleh menciptakan celah yang justru dapat diisi oleh perpecahan, persengketaan kekuasaan maupun pengejaran agenda pribadi di dalam hidup berkomunitas sebagai Tuhan.