Orang-orang Kristen memang diundang untuk sedapat-dapatnya mengupayakan cinta kasih serta perdamaian dimanapun ia berada. Namun terkadang orang-orang yang berniat memusuhi serta menjatuhkan kita selalu ada. Bahkan kadangkala ketidaksukaan serta permusuhan mereka menghimpit kita dengan begitu hebatnya. Bagaimanakah kita menghadapi hal ini di tengah panggilan orang percaya untuk menyatakan perdamaian dimanapun ia berada.
Mazmur 69:23-37 mencoba untuk memberikan jawaban atas keresahan serta pergumulan tersebut. Rujukan terhadap Daud pada awal syair ini bukanlah tanpa alasan. Rupanya kita hendak dibawa masuk kepada ingatan akan ragam peristiwa yang dialami Daud. Pengejaran oleh Saul hingga mengancam nyawanya, hingga kepada kesulitan serta pemberontakan yang dialaminya. Sedari awal pemazmur mencoba untuk memberi konteks pada syairnya. Orang benar yang ditindas karena perbuatan benar yang dilakukannya, serta para penindasnya yang merupakan orang-orang fasik yang jauh dari Allah. Pada ayat 23-27 kembali ditegaskan harapan pemazmur akan konsekuensi yang akan dihadapi para penindasnya. Jamuan menjadi jerat, selamatan menjadi perangkap, mata menjadi gelap, dan amarah Tuhan tertuju kepada mereka. Seruan tersebut bukanlah ungkapan kebencian melainkan sebuah ungkapan iman yang beranjak dari kesadaran bahwa Allah adalah Sang Pencipta yang Maha Adil. Ia akan menghajar orang yang bersorak-sorai dalam penindasan dan ketidakadilan.
Pemazmur sadar bahwa obat dari kemarahan serta kekesalannya bukanlah tindakan reaktif yang ia lakukan terhadap para penindasnya, melainkan seruan tulus dari hati akan keadilan Allah yang pasti akan dinyatakan. Ia percaya bahwa di tengah sakit dan kesesakan yang dialaminya pun keselamatan dan perlindungan Tuhan akan tetap terjadi. Bahkan dalam situasi sulit tersebut, ia tetap memuji Allah. Baginya apa yang dilakukan ini lebih daripada kurban dalam ibadah (ay. 30-32). Secara tidak langsung, ia mencoba untuk menasehati semua orang beriman untuk memuji Allah senantiasa sehingga kita dapat senantiasa merasakan kebaikan-Nya.
Sahabat Alkitab, marilah kita senantiasa berdoa dan berseru kepada-Nya bahkan di tengah segala ketidakadilan serta penindasan yang mungkin kita alami. Allah adalah Tuhan yang senantiasa menegakkan keadilan di tengah dunia ciptaan-Nya ini. Marilah kita datang kepada-Nya di tengah segala beban kehidupan yang dialami serta kesesakan yang tiada berujung. Pujilah Dia karena Allah adalah satu-satunya sumber pertolongan kita.