“Ku beri satu permintaan!”. Mendengar kalimat ini, pikiran akan terbawa pada kisah dongeng Jin yang memberikan kesempatan kepada seorang manusia karena tidak sengaja menyelamatkan Jin yang sudah terkurung lama dalam lampu ajaibnya. Jin berjanji akan mengabulkan apapun permintaan manusia tersebut. Kelanjutan dari kisah ini biasanya ada 2, manusia yang mengajukan permintaan bingung akan meminta apa? Atau ketika mengajukan permintaan, ternyata Jin salah nangkap dan yang terjadi justru diluar dugaan dan si manusia menyesal telah mengajukan permintaan tersebut.
Dalam nats bacaan hari ini, ketika Salomo sedang mempersembahkan kurban bagi Tuhan di bukit Gibeon, Tuhan menampakkan diri lalu memberikan kesempatan kepadanya untuk mengajukan satu permintaan. Yang menarik dan akhirnya menjadi catatan sepanjang sejarah, kesempatan yang langka itu tidak digunakan oleh Salomo untuk meminta kekayaan, harta benda, kemuliaan, nyawa para pembencinya atau umur yang panjang. Ia justru meminta sesuatu yang dia anggap sangat ia perlukan sebagai seorang pemimpin, yakni hikmat dan pengertian.
Sahabat Alkitab, ketika Salomo mengajukan permintaan kepada Tuhan, dia menyadari statusnya saat itu sebagai pemimpin bangsa Israel. Tugas yang tidak mudah dilakukan terutama diawal-awal pemerintahannya, pasti akan perlu banyak penyesuaian, banyak belajar, banyak tantangan. Namun Salomo juga menyadari bahwa Tuhanlah yang telah memilihnya dan memberikan dia tanggung jawab yang besar itu. Oleh karena itu, permintaannya tidaklah berfokus pada kepuasan dirinya, tetapi bagaimana supaya penugasan yang dari Tuhan itu mampu dijalaninya. Merenungkan nats ini, bagaimana dengan permintaan yang pernah kita ajukan kepada Tuhan selama ini? Apakah permintaan-permintaan itu bertujuan untuk menolong kita menjalani “penugasan” dari Tuhan atau justru hanya berfokus pada pemenuhan keinginan diri sendiri? Mari renungkan kembali.
Salam Alkitab Untuk Semua