Memiliki kehendak tidaklah salah tetapi jika kehendak didasari atas ego atau kepentingan diri sendiri dan yang merugikan orang lain dapat berakibat tidak baik. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kita melepaskan belenggu yang menggikat. Bagaimanakah kita dapat membedakan mana kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna? Berubahlah oleh pembaharuan budimu dan dengan tidak menjadi serupa dengan duni ini.
Nabi Yesaya menjelaskan apa yang Tuhan kehendaki dengan berpuasa untuk melepaskan belenggu atau hal-hal yang menggikat hidup kita dari macam-macam kelaliman atau sifat karakter yang buruk dari diri kita harus kita lepaskan. Untuk pencapai pelayanan yang Tuhan inginkan kita harus melepaskan beban yang berat di hidup kita barulah kita bias maksimal dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan dan untuk sesama. Berpuasa bukanlah suatu paksaan tetapi suatu bentuk sikap yang didasarkan dari hati yang tulus untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan menjalankan perintahnya sesuai hukum kasih yaitu mengasihi Tuhan dan sesama manusia.
Ketika kita menjalankan perintah Tuhan untuk melayani sesama, kita harus melakukan bukan sebagai ritual agamawi saja dengan tujuan simbolis atau tradisi komunitas tertentu.
Firman Tuhan mengajar kita untuk tidak memiliki sikap yang salah dalam menjalankan palayanan kita, apapun pelayanan yang kita lakukan jangan berdasarkan apa yang kita kehendaki untuk mendapat penghormatan, pujian dan kepentinggan sendiri saja supaya dilihat orang. Tetapi melainkan apa yang Tuhan Kehendaki, supaya pelayanan di dasari atas dasar mengasihi Tuhan dan sesama.
Tuhan mau kita untuk saling membangun kerohanian dan memberikan bantuan pada yang memerlukan agar kita bisa saling menguatkan di dalam iman. Janji FirmanNya jika kita berseru memanggil Tuhan akan menjawab.
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
(Kolose 3:23)
Salam Alkitab Untuk Semua