Sebagian orang mungkin pernah berpikir bahwa tidak ada gunanya berdoa. Sebab Allah sendiri tidak pernah menjawabnya. Meskipun dalam doa kita sudah meneteskan air mata, namun Allah tetap diam dan harapan kita pun pupus. Akhirnya kita tidak mampu lagi melihat masa depan dan menjadi putus asa. Kita merasa ditinggalkan TUHAN.
Hari ini kita belajar dari Pemazmur. Dalam Mazmur 28 ini terdiri atas tiga bagian, yaitu: seruan minta tolong, permohonan agar jangan dibinasakan bersama orang fasik dan ucapan syukur, serta pengakuan percaya dan doa syafaat. Melalui mazmur ini kita dapat melihat pengalaman yang dialami oleh Daud ketika ia merasa ditinggalkan Allah. Sesaat ia merasa bahwa Allah tidak mendengar seruan doanya. Ia tidak tahu mengapa Allah diam. Daud merasa tidak ada lagi harapan. Pemazmur berpikir bahwa TUHAN hendak menghukumnya seperti orang fasik. Dalam pengalaman doanya yang panjang, fajar harapan pun tiba, TUHAN menjawabnya. Karena itu ia bersyukur dan memuji TUHAN. Sebab TUHAN adalah perisai dan gunung batu tempat perlindungan yang aman dan dapat diandalkan.
Sahabat Alkitab, Mazmur dari Daud ini mengajarkan kita untuk tidak berhenti berdoa. Terkadang Allah memang terlihat begitu jauh sehingga doa kita pun sepertinya tidak pernah sampai ke telinga-Nya. Kalaupun Allah mendengar, mungkin Ia tidak mau menjawabnya. Pikiran kita mulai membentuk asumsi negatif. Misalnya: apakah aku dihukum oleh Tuhan atau Tuhan itu tidak pernah ada. Tetapi dari Mazmur ini kita tahu satu hal, yaitu Allah mendengar dan menjawab doa orang-orang yang berseru kepada-Nya, dari orang-orang yang berkeluh-kesah, dan dari orang-orang yang menggantungkan harapannya hanya kepada Allah. Karena itu, jangan berhenti berdoa sampai TUHAN menjawab doa-doa kita. Pasti DIA menjawab dalam waktu yang tepat.
Salam Alkitab Untuk Semua