Ayub mengalami penderitaan yang dirasa tidak adil buat kehidupannya. Ayub merasa bahwa selama ini tidak ada kesalahan yang dia lakukan terhadap Tuhan sehingga dia layak menerima penderitaan seperti yang dia alami. Kehidupan Ayub yang sebelumnya sangat diberkati oleh Tuhan tiba-tiba berganti dengan malapetaka dan sakit penyakit, kondisi ini dalam pandangan sahabat-sahabatnya adalah karena Ayub mempunyai kesalahan kepada Tuhan. Dalam pandangan Elihu Tuhan pasti akan memberikan berkat dan kenikmatan kepada umat yang tidak bersalah dan akan memberikan penderitaan kepada umat yang melakukan perbuatan dosa. Pandangan ini menjadi penghakiman Elihu kepada Ayub untuk mengakui dosa dan kesalahannya.
Meski umat-Nya sudah berbuat dosa asalkan datang dan minta pengampunan kepada Tuhan dengan sungguh dan tulus maka Tuhan akan memberikan pengampunan. Ini hal yang positif yang ingin disampaikan oleh Elihu namun dalam tanggapan yang negatif Elihu sudah menghakimi dan memaksa Ayub untuk mengakui dosa dan kesalahan. Pada dasarnya Tuhan adalah pribadi yang penuh kasih, Dia senantiasa menginginkan umat-Nya hidup dengan damai sejahtera. Namun terkadang dalam kehidupan, pada saat-saat kita mengalami kehidupan yang sulit. Dan dalam keadaan yang tidak menyenangkan dengan kesusahan yang menimpa, pikiran atau anggapan kita sebagai manusia menyatakan kenapa Tuhan berbuat curang dan tidak adil terhadap hidup kita.
Hal yang pasti dan hendaknya menjadi keyakinan kita bahwa dalam setiap penderitaan manusia Tuhan senantiasa masih mengasihi umat-Nya. Kita harus tetap taat dan tabah menghadapi penderitaan, karena akan tiba saatnya Tuhan akan membebaskan dan memberikan kelegaan bagi setiap orang yang percaya dan berserah kepada-Nya.