Sahabat Alkitab, salah satu strategi yang bisa digunakan dalam pertarungan politik adalah penggunaan identitas keagamaan untuk membangkitkan sentimen dalam sebuah kelompok terhadap kelompok lainnya demi mendapatkan dukungan. Cara-cara seperti ini atau biasa digolongkan ke dalam teori politik identitas, tidak jarang menimbulkan konflik masyarakat yang berkepanjangan dalam skala yang masif. Meski demikian, cukup disayangkan bahwa di era sekarang masih banyak pihak mauun aktor politik yang menggunakan langkah-langkah demikian.
Sentiment keagamaan itu jugalah yang digunakan oleh para pejabat di kerajaan Babel untuk menjatuhkan Daniel dari kekuasaan yang sudah diberikan oleh Darius. Berdasarkan narasi ini, kita dapat mengambil kesimpulan sementara bahwa sesungguhnya para pejabat itu tidak menganggap keagamaan Daniel sebagai sesuatu yang bermasalah secara personal dengan mereka. Namun, akibat iri hati dan nafsu terhadap kekuasaan yang begitu besar membuat para pejabat mencari segala cara dan celah untuk menjatuhkan Daniel. Dan, mereka melihat celah itu pada ketaatan atau disiplin spiritualitas Daniel kepada Allah.
Sahabat Alkitab, melalui sikap para pejabat yang sudah merancangkan strategi politik yang begitu sistematis berdasarkan perikop ini juga menunjukkan bahwa kondisi hati sangat memengaruhi perspektif atau cara kita menilai dan menyikapi orang lain. Sesuatu yang awalnya bukanlah masalah dapat bermasalah ketika hati kita sudah dilingkupi dengan iri, dengki, nafsu untuk menguasai. Begitu pula sebaliknya, ketika hati kita dilingkupi dengan ketulusan dan kedamaian akan mampu mengubah sesuatu yang sedang bermasalah untuk diselesaikan hingga tidak lagi sebagai sebuah masalah yang mengganggu jalannya hidup bersama.
Prinsip dan kesadaran semacam ini menjadi penting bagi kita menjalani keseharian, termasuk ketika kita hidup bernegara di tengah konteks yang majemuk seperti Indonesia. Terdapat begitu banyak celah yang seoalh-olah terlihat sebagai masalah akibat keberagaman yang ada di antara masyarakat. Namun, kita selalu memiliki pilihan untuk menyikapinya. Melalui Daniel 6:5-10 kita pun disadarkan bahwa pilihan tersebut tidak sekadar menjadi sikap politis melainkan mencerminkan pandangan iman yang terpancar melalui sikap kita terhadap orang lain. Hati yang tulus akan membuat proses menjalani kehidupan menjadi lebih indah dan nyaman bagi setiap orang di sekitar kita karena hati dapat memengaruhi segalanya dalam hidup.
Salam Alkitab Untuk Semua