Cara TUHAN berkarya dalam kehidupan kita seringkali tidak terpahami dan bahkan jauh dari ekspektasi. Tidak jarang, banyak peristiwa dalam hidup yang begitu menggelisahkan hati memengaruhi keimanan kepada TUHAN ketika kita tidak mampu merasakan keberadaan TUHAN di dalamnya. Hal ini pula yang dialami oleh Abraham. Pada saat TUHAN sedang memaparkan rencana berkat yang telah Ia sediakan, Abraham pun menyikapinya dengan sikap yang berada di antara berserah dan pasrah. Pada satu sisi rancangan itu tentu sangat menggembirakan hatinya, namun pada sisi lain realitas dan pertimbangan rasional Abraham sebagai seorang manusia tidak dapat menerima perkataan TUHAN. Ketidakmampuan Abraham untuk menerima dan menjalani karya TUHAN pun telah menjadi batu sandungan bagi imannya. Buat seorang Abraham, segala perkataan TUHAN menjadi celotehan jenaka. Sembari menunduk dan tertawa dalam hati Abraham berkata, “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
Dialog antara Abraham dengan TUHAN ini menjadi sebuah cermin bagi kita di masa sekarang untuk menggumuli cara dan karya TUHAN dalam kehidupan. Ada kalanya sebagai seorang manusia kita tidak mampu menerima maupun memahami itu semua. Namun, ingatlah bahwa pertolongan, karya dan cara TUHAN selalu mampu melebihi ekspektasi dan rasionalitas manusia. Abraham hanya berpikiran tentang apa yang paling masuk akal baginya, sehingga ia merasa lebih baik garis keturunan itu berada pada Ishmael. Hal ini adalah produk pemikiran yang sangat rasional dan manusiawi. Namun, ternyata TUHAN ingin bertindak dalam cara yang lain.
Sahabat Alkitab, tentu merupakan sesuatu yang sulit untuk menjalani kehidupan dalam situasi dan tekanan yang begitu berat. Apalagi ketika mengalami permaslahan yang tak kunjung usai, segala sesuatunya pun terasa tidak masuk akal. Alhasil, bukannya tidak mungkin bagi seseorang yang beriman untuk bersikap dalam ruang antara berserah dan pasrah. Pada satu sisi ia ingin tetap berharap dengan iman kepada TUHAN, namun di sisi lain ternyata ia juga ingin menyerah menghadapi kenyataan kehidupannya. Namun, ingatlah bahwa ketika kita merasa sesuatu menjadi tidak mungkin, irasional, maupun tak ada lagi kemungkinan, itu semua tidak menjadi penghalang bagi kuasa TUHAN untuk berkarya.
Salam Alkitab Untuk Semua