Apakah anda pernah merasa terlecehkan pada saat berbuat baik? Maksudnya, setiap tindakan bajik yang anda lakukan kepada orang lain, justru dibalas dengan tindakan jahat yang merugikan anda. Atau, ada kalanya sebuah tindakan berlandaskan kasih yang anda berikan bagi seseorang justru tidak dianggap olehnya. Bagi setiap anda yang pernah berada pada pengalaman tersebut, memang sangat relevanlah peribahasa yang berkata, “air susu dibalas air tuba.” Dan, tidak sedikit orang yang justru menjadi ogah-ogahan untuk melakukan kebaikan bagi orang lain. Kekecewaan akibat respons yang tidak sejalan dengan kebajikan yang ia lakukan telah membuatnya mengurung niat untuk membangun kebaikan dalam berelasi. Hal ini tentu menjadi sebuah pekerjaan iman yang perlu kita gumuli dan tidak dapat kita biarkan begitu saja sebagai umat beriman.
Pemazmur pun pernah berada pada situasi dimana ia memberikan air susu yang dibalas air tuba. Bahkan, berdasarkan ayat 11-16 nampaklah bahwa ia cukup sering mendapatkan pengalaman yang demikian. Berulang kali ia mendapatkan respons yang tidak menyenangkan, yang tidak sesuai dengan kebaikan yang selalu ia berikan kepada orang-orang tersebut. Namun, dari mazmur ini jugalah kita menemukan sebuah ketekunan untuk berbuat baik, meski tidak dihargai bahkan tetap diperlakukan jahat. Sikap pemazmur ini bukan sekadar wujud karakter yang bagus, melainkan juga menjadi indikator kualitas iman melalui cara berelasi.
Sahabat Alkitab, merupakan sesuatu yang wajar jika kita merasa kecewa pada saat tindakan baik yang kita lakukan bagi orang lain justru dibalas dengan sikap buruk. Tak jarang hal itu pun membuat kita berkata, “Dasar tak tahu diri!” Namun, kesaksian pemazmur juga mengajak kita untuk tidak membiarkan kekecewaan tersebut menjadi tembok yang menghalangi kebaikan terhadap orang lain. Konsistensi dalam kebajikan, meski diperlakukan tidak sejalan, adalah bukti kualitas iman dan karakter sebagai umat TUHAN.
Salam Alkitab Untuk Semua